Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelisik Politik Dinasti Generasi Keempat...

Kompas.com - 02/11/2019, 13:53 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 tampaknya menjadi ajang unjuk gigi para keluarga pemimpin negeri.

Selain putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang menyatakan keseriusannya maju di Pilkada Solo 2020, menantu Jokowi, Bobby Nasution juga memberikan sinyal soal rencananya maju sebagai wali kota Medan.

Bahkan anak wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah tanpa ragu maju mencalonkan diri pada Pemilihan Wali Kota Tangerang Selatan 2020.

Selain ketiganya, cucu Presiden Soekarno, Paundra Sukmaputra Jiwanegara juga digadang-gadang akan mendampingi Gibran dalam Pilkada Solo 2020.

Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai fenomena semacam ini jika dicermati secara politik dapat dinilai sebagai fenomena dinasti politik generasi keempat di Indonesia.

"Saya sebut generasi keempat karena politik dinasti terjadi pada keluarga Soekarno, Soeharto, SBY dan kini Jokowi-Makruf Amiin," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (2/11/2019).

Putri Maruf Amin, Siti Nur Azizah telah mengembalikan formulir calon wali kota Tangerang Selatan ke PDI-P di Jalan Blouevard Ruko Vencie Blok ID/09 Graha Raya,Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (16/9/2019).KOMPAS.com/MUHAMAD ISA BUSTOMI Putri Maruf Amin, Siti Nur Azizah telah mengembalikan formulir calon wali kota Tangerang Selatan ke PDI-P di Jalan Blouevard Ruko Vencie Blok ID/09 Graha Raya,Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (16/9/2019).

Di tingkat lokal, menurut Ubedillah, dinasti politik juga terjadi, misalnya pada keluarga Ratu Atut di Banten dan Yasin Limpo di Sulawesi dan beberapa daerah lainnya.

"Jika betul Gibran, Bobby dan Siti Nur Azizah mencalonkan menjadi wali kota itu artinya Jokowi dan Makruf Amin turut berkontribusi melanggengkan budaya politik dinasti di Indonesia," kata dia.

Baca juga: Melihat Peluang Gibran di Pilkada Solo 2020...

Politik Aji Mumpung

Ubedilah menambahkan, politik dinasti sebenarnya adalah sesuatu yang ditolak oleh kelompok substantif pro-demokrasi di Indonesia.

Sebab dukungan kelompok substantif pro-demokrasi di Indonesia pada Jokowi-Makruf atau sebelumnya Jokowi-JK adalah karena Jokowi bukanlah siapa-siapa.

Jokowi bukan lahir dari dinasti politik Soekarno, Soeharto atau SBY dan karenanya diharapkan tidak membangun dinasti politik baru.

"Bagaimanapun, dinasti politik turut berkontribusi merusak kualitas demokrasi," ucap dia.

Menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution saat berkunjung ke kantor DPW Partai NasDem Sumut di Jalan Mongosidi Medan pada Selasa (10/9/2019)Dok: Humas Nasdem Menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution saat berkunjung ke kantor DPW Partai NasDem Sumut di Jalan Mongosidi Medan pada Selasa (10/9/2019)

Lebih lanjut, dinasti politik imbuhnya seringkali merusak rasionalitas pemilih.

Cara berpikir pemilih lebih mempertimbangkan faktor pengaruh keluarga besar sehingga seringkali mengabaikan sisi kualitas sekaligus menutup peluang kompetitor rakyat biasa memenangi kontestasi pilkada.

"Lebih dari itu kesan memanfaatkan kekuasaan sang Ayah yang masih berkuasa akan lebih dominan terlihat. Atau dalam bahasa lain disebut politik aji mumpung yang bisa jadi bukan kehendak Gibran, Bobby atau Siti," ungkapnya.

"Hal ini bisa jadi didorong oleh keinginan pemilik modal atau para pemburu rente yang berjejaring dengan mereka yang mengklaim diri para konsultan politik lokal," tambahnya.

 Baca juga: Saat Gibran Mulai Unjuk Gigi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com