Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Psikosomatis, Penyakit Mental yang Dialami Kevin Jebolan Indonesian Idol

Kompas.com - 31/10/2019, 15:09 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jebolan Indonesian Idol 2018 Abraham Kevin mengaku mengidap penyakit mental psikosomatis.

Hal ini yang membuatnya lama tak terlihat di hadapan publik.

Apa itu psikosomatis?

Dikutip dari Britannica, gangguan psikosomatis adalah suatu kondisi ketika tekanan psikologis memengaruhi fungsi fisiologis secara negatif sehingga menimbulkan tekanan.

Kondisi tersebut menyebabkan disfungsi atau kerusakan struktural pada organ tubuh melalui aktivasi yang tidak tepat dari sistem saraf involunter dan kelenjar sekresi internal.

Dengan demikian, gejala psikosomatis muncul sebagai penyerta fisiologis dari keadaan emosional.

Dalam keadaan marah, misalnya, tekanan darah, denyut nadi, serta laju pernapasan orang yang marah cenderung meningkat.

Baca juga: Psikosomatis, Kevin Jebolan Indonesian Idol 10 Kali Masuk Rumah Sakit dalam Sebulan

Ketika kemarahan mereda, proses fisiologis yang meningkat tersebut biasanya ikut mereda.

Namun, jika seseorang memiliki rasa marah yang berkesinambungan (kemarahan kronis) dan tidak diungkapkan secara terbuka, maka keadaan emosi pun tetap tidak akan berubah.

Tak hanya itu, gejala fisiologis yang muncul saat marah juga akan tetap muncul, meski tidak diekspresikan secara terbuka.

Gangguan psikosomatik dapat memengaruhi hampir seluruh bagian tubuh.

Sebuah riset yang dilakukan oleh psikiater Franz Alexander dan rekan-rekannya di Chicago Institute of Psychoanalysis pada tahun 1950-an dan 1960-an menunjukkan bahwa ciri-ciri kepribadian spesifik dan konflik spesifik dapat menyebabkan penyakit psikosomatik tertentu.

Meski demikian, banyak yang meyakini bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh kerentanan individu.

Gangguan psikosomatis juga disebut dengan gangguan psikofisiologis.

Baca juga: Hipnoterapi Bantu Sembuhkan Psikosomatis

Model gangguan psikosomatis

Dikutip dari News Medical, gangguan psikosomatis memiliki tiga kategori umum.

Pertama, seseorang dengan penyakit mental dan fisik dengan gejala yang rumit.

Kategori kedua, melibatkan seseorang yang mengalami masalah mental karena kondisi medis dan perawatannya.

Sebagai contoh, seorang pasien merasa tertekan karena mereka menderita kanker dan sedang menjalani perawatan.

Kategori ketiga disebut gangguan somatoform.

Baca juga: Lama Tak Terdengar Kabarnya, Kevin Jebolan Indonesian Idol Ungkap Punya Penyakit Mental

Somatoform adalah kondisi ketika seseorang dengan penyakit mental mengalami satu atau lebih gejala fisik, bahkan jika ia tidak memiliki kondisi medis terkait.

Ada beberapa klasifikasi terkait penyakit somatoform:

  • Hipokondriasis, kondisi ketika seseorang meyakini gejala fisik minor sebagai penyakit serius. Misalnya, menyimpulkan masalah perut kembung menjadi kanker usus besar.
  • Gangguan Konversi, ketika seseorang yang tidak memiliki penyakit medis mengalami gejala neurologis seperti kejang yang memiliki efek pada gerakan dan indera.
  • Gangguan somatisasi, kondisi ketika seseorang merasa sering sakit kepala dan mengalami diare, yang tidak ada hubungannya dengan kondisi medis serius.
  • Gangguan dysmorphic tubuh, kondisi ketika seseorang menjadi stres tentang penampilan tubuh mereka seperti keriput dan obesitas.
  • Gangguan rasa sakit, ketika seseorang merasakan sakit parah pada bagian tubuh mana pun dan dapat berlangsung hingga satu tahun tanpa sebab fisik apa pun, Misalnya migrain, sakit kepala, sakit punggung, dan lain-lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com