Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Kompas.com - 25/10/2019, 10:44 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia resmi ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

Kepastian Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tersebut setelah FIFA selaku otoritas sepak bola tertinggi di dunia melakukan general meeting di Shanghai, China, Kamis (24/10/2019).

Meski rasa bangga menyelimuti, hal ini mesti dibarengi dengan segala persiapan agar penyelenggaraan acara internasional dapat berjalan maksimal.

Dalam hitungan waktu yang tak lama, sisi sarana prasarana harus siap. Tentunya, ini membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.

Mengulas ke belakang, bagaimana perjuangan Indonesia menjadi tuan rumah U-20?

Surat Menpora

Terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tak lepas dari peran Perjuangan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Indonesia mampu memenangkan persaingan dengan Brasil dan Peru yang juga mengajukan diri sebagai tuan rumah perhelatan sepak bola dunia ini.

Pengajuan diri Indonesia dimulai dari surat Menteri Pemuda dan Olahraga yang kala itu dijabat Imam Nahrawi.

Surat tertanggal 19 Juli 2019 tersebut ditujukan kepada Presiden Jokowi, yang isinya Indonesia ingin mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.

Presiden pun merespons positif, dengan mengirimkan surat kepada FIFA pada Agustus 2019.

Terlampir surat jaminan dari Menteri Keuangan, Menteri Tenaga Kerja, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Komunikasi dan Informasi, serta Kapolri.

Ketua Komite Olimpiade Indonesia yang kala itu dijabat Erick Thohir diutus untuk melakukan lobi ke FIFA dan beberapa negara.

Terdapat tiga tahapan sebelum penunjukan host Piala Dunia, yaitu penyerahan dokumen yang terdiri lebih dari 250 kategori, eligibility seluruh dokumen secara administrasi, dan inspeksi langsung ke stadion-stadion yang akan dipakai.

Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ini yang Disiapkan Ridwan Kamil

Dukungan

Pemerintah bertekad memberikan yang terbaik, dari persiapan hingga penyelenggaraan turnamen kelas dunia ini.

Sampai saat ini, telah ada 10 stadion yang dipersiapkan untuk menjadi lokasi pertandingan.

Untuk turnamennya, FIFA hanya membutuhkan delapan stadion.

Bukan hanya pusat saja, sejumlah pimpinan pemerintah daerah berbondong-bondong membenahi infrastruktur yang mereka miliki.

Surabaya menjadi salah satu kota yang diproyeksikan sebagai tempat perhelatan acara Piala Dunia U-20.

Untuk itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berkerja keras mempersiapkan diri dalam waktu enam bulan ke depan.

Selain Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya sebagai venue utama, empat lapangan penunjang seperti Karanggayam, Lakarsantri, Sambikerep, dan Sememi juga disiapkan.

Lapangan penunjang tersebut tidak jauh dari venue utama, hanya sekitar setengah jam waktu tempuh dari penginapan.

Anggaran yang akan dipakai untuk membenahi sarana prasarana ini menggunakan dana APBD.

Risma mempunyai harapan jika Surabaya dapat menjadi venue partai final Piala Dunia U-20 2021 mendatang.

Pemerintah Kota Bekasi juga membenahi Stadion Patriot Candrabhaga yang menjadi salah satu kandidat lokasi pergelaran turnamen sepak bola dunia ini.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun akan mempersiapkan setidaknya dua stadion di Jawa Barat, yakni Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung dan Stadion Pakansari di Kabupaten Bogor.

Negara-negara yang tergabung dalam Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) pun menyatakan siap membantu Indonesia untuk mensukseskan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021.

Sejumlah pemain muda berusia maksimal 20 tahun dari beberapa negara yang mempunyai prestasi gemilang disebutkan tampil di Piala Dunia U-20 dua tahun mendatang.

Baca juga: Daftar Juara Piala Dunia U-20, Siapa Selanjutnya?

Logo

Logo Piala Dunia U-20 2021 Indonesia sangat kental dengan budaya Jawa.

Logo berbentuk segitiga menyerupai Gunungan dari kesenian wayang dengan tulisan terinspirasi dari aksara Jawa.

Filosofi bentuk gunungan atau segitiga terinspirasi dari bentuk tugu Golong Gilig di Provinsi Yogyakarta, tempat PSSI dilahirkan pada 19 April 1930 lalu.

Bentuk gunungan menggambarkan hubungan antara manusia dan alam, juga pengingat untuk terus memperhatikan lingkungan di setiap aktivitas yang dilakukan.

Sementara, rumah tiga pintu menggambarkan sebuah rumah, negara dengan keamanan, kedamaian, dan kebahagiaan hidup.

Warna hijau bermakna kesempatan.

Dua orang meraih bola emas dengan motif nusantara, berwarna ungu bermakna perbedaan dan warna merah muda bermakna kesetaraan.

Hal ini menggambarkan dua tim yang harus menjunjung fairplay di kompetisi sepakbola yang digelar di Indonesia.

Sedangkan, bintang menggambarkan perjalanan sebuah tim untuk mencapai prestasi tertinggi.

Baca juga: Stadion Patriot Kandidat Venue Piala Dunia U-20, Pemkot Bekasi Klaim Infrastruktur Siap

(Sumber: Kompas.com/Faisal Raihan,Suci Rahayu,Alsadad Rudi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com