Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar Belakang Menteri Tak Sesuai Jabatan, Seberapa Besar Risikonya?

Kompas.com - 23/10/2019, 17:31 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo telah memperkenalkan dan melantik Menteri-menteri yang akan membantunya bekerja dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Dari 34 menteri yang dilantik, sejumlah nama menimbulkan banyak pertanyaan. Misalnya dipilihnya mantan CEO GoJek Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Atau sosok pengusaha di bidang alat-alat pertanian Johnny G. Plate yang justru dipercaya menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika.

Tak hanya mereka berdua, sejumlah menteri lain juga diketahui berasal dari latar belakang yang tidak sesuai.

Baca juga: Profil Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Lulusan Harvard yang Dirikan Gojek

Ingin kebaruan

Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedillah Badrun menilai hal ini bertujuan untuk menghadirkan kebaruan birokrasi.

“Nampaknya lebih untuk menghadirkan kebaruan birokrasi yang diharapkan berdampak pada meningkatnya kinerja birokrasi di kementrian tersebut,” kata pria yang akrab disapa Kang Ubed ini saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/10/2019) sore.

Ia mencontohkan nama-nama lain yang datang dari latar belakang yang tidak sesuai dengan pos kementerian yang diembannya saat ini.

“Menteri Dalam Negeri jika ingin menempatkan profesional birokrasi mestinya bukan Tito Karnafian yang berlatar belakang polisi tetapi mengambil dari birokrasi pemerintahan atau mantan kepala daerah,” Ujar Ubed.

“Mentri Agama mestinya mereka yang berasal dari ormas NU atau Muhammadiyah bukan yang berlatar belakang militer,” lanjutnya.

Ada pula Menteri Koperasi Teten Masduki yang datang dari latar belakang LSM antikorupsi, juga Menteri BUMN Erick Thohir yang berasal dari pengusaha di bidang media.

Penuh risiko

Meskipun memiliki niat yang baik, yakni untuk menghadirkan kebaruan, tetapi ada hal-hal yang perlu dicermati sebagai peluang risikonya.

Sosok-sosok tersebut belum memiliki kecakapan yang sesuai dengan tugas barunya sehingga memerlukan waktu beradaptasi.

“Patut dikritik bahwa upaya tersebut cukup berisiko, karena selain secara psikologis politik memerlukan kemampuan adaptasi dengan budaya birokrasi yang berbeda, juga memerlukan kemampuan leadership berbasis keahlian yang berkesesuaian,” jelas Ubed.

Proses adaptasi ini akan memakan waktu dan membuat kinerja kementerian tidak berjalan secara optimal. Mereka justru akan banyak berkutat pada proses adaptasi, belajar, dan penyesuaian yang mungkin memakan waktu panjang.

“Energi kementrian hanya sibuk mengurusi tata birokrasi internal, bukan pada upaya inovasi kementrianya untuk produktif lahirkan kebijakan progresif bagi kemajuan bangsa,” ujar dia.

Baca juga: Tantangan Wishnutama, Menyelaraskan Pariwisata dengan Ekonomi Kreatif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Tren
Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Tren
Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Tren
Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Tren
Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Tren
Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Tren
Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Tren
Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Tren
Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com