Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Kucing Dicekoki Ciu, Ini Pengakuan Pelaku kepada Polisi

Kompas.com - 18/10/2019, 18:13 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video seekor kucing yang disebutkan dicekoki ciu (minuman keras) hingga kucing tersebut mati, viral di media sosial Twitter.

Video yang awalnya diunggah di InstagramStory pria yang diduga pelaku itu disebarluaskan oleh sejumlah akun Twitter beberapa hari ini.

Dalam beberapa video, pelaku menuliskan narasi bahwa kucing itu ia beri ciu. Beberapa cuplikan video menunjukkan sejak awal kucing diberi ciu hingga akhirnya mati.

Sejumlah akun yang membagikan video ini mengecam tindakan pelaku yang dianggap kejam.

Kecaman juga datang dari para warganet.

Baca juga: Fans K-pop Sempat Kaget Setelah Billboard Berisi Tampangnya Viral

Video yang diunggah salah satu pengguna Twitter ini disebar ulang hingga lebih dari 45.000 kali.

Tangkapan layar video viral seekor kucing dicekoki ciu hingga mati.Twitter @jmesbryant Tangkapan layar video viral seekor kucing dicekoki ciu hingga mati.

Informasi yang dihimpun, video itu diambil di daerah Tulungagung, Jawa Timur.

Polisi periksa pelaku

Mengonfirmasi hal ini, Kompas.com menghubungi Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Hendi Setiadi.

Hendi menjelaskan, peristiwa yang terekam pada video viral itu terjadi pada Rabu (16/10/2019) sekitar pukul 23:00 WIB.

Saat ini, pelaku telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

Menurut Hendi, berdasarkan keterangan pelaku, ia memberikan kucing tersebut air kelapa, bukan ciu.

“Sudah kami mintakan keterangan, terhadap orang-orang yang memang mengetahui atau melihat secara langsung kejadian tersebut. Memang pengakuan mereka sih bahwa itu adalah air kelapa,” kata Hendi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/10/2019) sore.

Baca juga: Ingat Jejak Digital, Jangan Iseng Hanya karena Ingin Viral...

Meski demikian, Polres Tulungagung masih melakukan penyelidikan lebih lanjut karena adanya laporan dari komunitas pencinta hewan.

Laporan ini selanjutnya akan ditindaklanjut.

Hendi mengatakan, kepolisian akan melakukan otopsi terhadap kucing yang telah mati tersebut.

“Dari laporan itu (pelaporan dari komunitas pencinta hewan), kami tindak lanjuti untuk minta keterangan ahli. Ke depannya intinya diotopsi, nanti hasil otopsinya apa. Untuk membuktikan pastinya itu air kelapa atau ciu, hasil dari laboratorium,” ujar Hendi.

Selain itu, sampel tubuh atau organ kucing juga akan diperiksa untuk kebutuhan penyelidikan.

“Ini kan kami lagi usaha mencari kalau enggak ke Surabaya, ke Trenggalek atau Kediri untuk melakukan otopsi dan pengambilan organ mana saja yang perlu dibuktikan oleh laboratorium ya,” kata Hendi.

Terkait dengan pelanggaran yang dilakukan pelaku, lanjut Hendi, pihaknya masih terus mendalami kasus ini.

“Terkait dengan penganiayaan terhadap hewan, kemudian kami juga masih selidiki dalami terkait dengan ITE-nya. Masih kami dalami dan pelajari,” papar Hendi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Jenis Obat Potensial Tingkatkan Risiko Anemia Aplastik, Tak Boleh Dipakai Sembarangan

7 Jenis Obat Potensial Tingkatkan Risiko Anemia Aplastik, Tak Boleh Dipakai Sembarangan

Tren
Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Tren
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Tren
Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Tren
Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com