Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Djoeang 45 Solo, Kantin Belanda yang Kini Jadi Favorit Milenial

Kompas.com - 12/10/2019, 16:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Siapa yang pernah menyambangi Gedung Djoeang 45 Solo?

Gedung Djoeang 45 menjadi salah satu lokasi wisata baru di Kota Solo yang menjadi favorit milenial karena instagramable.

Gedung Djoeang 45 berlokasi di Jalan Mayor Sunaryo, Kedung Lumbu, Kecamatan Ps. Kliwon, Kota Surakarta.

Soft opening Gedung Djoeang 45 dilakukan pada 20 September 2019 dan dipenuhi pengunjung yang antusias mengabadikan momen di lokasi ini.

Penerangan yang temaram, berpadu bangunan lawas bercorak Eropa memberikan kesan eksotis Gedung Djoeang 45.

Patung-patung, bangku-bangku serta lantai yang diselingi rumput sintetis menampilkan kesan kekinian dari tempat tersebut.

Meski terkesan kekinian, Gedung Djoeang 45 merupakan bangunan lawas yang direvitalisasi.

“Gedung berdiri tahun 1880, di zaman Belanda," ujar Budi Pur, salah seorang petugas keamanan Gedung Djoeang 45 saat dijumpai Kompas.com, Jumat (20/9/2019).

Angka 1880 terlihat pada bagian atas gedung.

Menurut Budi, bangunan dulunya merupakan balai pengobatan.

Sementara itu, Direktur PT Andalan Solo Baru yang mengelola Gedung Djoeang, Henry Poerwantoro, mengatakan, berbagai ornamen ditambahkan untuk membuat lokasi ini menjadi lokasi yang diminati milenial, tanpa kehilangan wajah aslinya.

“Target market kami milenial,” ujar Henry Poerwantoro, saat dihubungi Kompas.com beberapa waktu lalu.

Meski kini Gedung Djoeang tampak modern, bangunannya merupakan cagar budaya yang dilindungi.

“Karena konsep herritage, tak boleh mengubah sembarangan. Untuk renovasi, masih akan dilakukan, namun tak ada penambahan pembangunan karena merupakan cagar budaya,” ujar dia.

Ke depannya, Gedung Djoeang 45 juga akan dijadikan lokasi penyelenggaraan berbagai event dan menyediakan fasilitas ruang kerja bersama atau coworking space.

"Gedung Djoeang 45 bisa digunakan untuk berfoto-foto, dan diharapkan pengunjung bisa mampir pula ke Haluan kopi yang berada di sebelahnya," ujar dia.

Gedung Djoeang 45KOMPAS.com/Nur Rohmi Aida Gedung Djoeang 45
Sementara itu, saat dihubungi secara terpisah, Minggu (6/9/2019), dosen program studi Sejarah UNS, Dr. Susanto, M. Hum, mengatakan, Gedung Djoeang 45 dulunya merupakan bagian dari tata kota Belanda yang ada di Solo.

Center-nya ada di Benteng Vastenburg. Benteng tersebut dulunya merupakan permukiman orang-orang Eropa sebelum kemudian pindah ke timur (Loji wetan),” kata Susanto.

Ia menyebutkan, sebagai bagian dari fasilitas penunjang bagi orang-orang Eropa, Gedung Djoeang 45 juga difungsikan sebagai kantin yang digunakan untuk makan para tentara.

“Dalam peta kuno, tempat itu namanya cantien. Maka di daerah Kapten Sunaryo (Jalan selatan Benteng Vastenburg), dulu namanya cantienstraat atau jalan kantin,” jelas Susanto.

"Saat sebagai cantien itu mungkin sekitar pertengahan abad 19, sedangkan yang asrama itu sekitar awal abad 20," lanjut dia.

Dalam perkembangannya, orang-orang Eropa kemudian membutuhkan beragam fasilitas termasuk kesehatan sehingga kantin berubah menjadi Solosiehoe Internaat (asrama) serta tersedia pula balai pengobatan di tempat tersebut.

“Setelah kemerdekaan, berubah menjadi brigif (brigade infanteri) 6 yang kemudian pindah ke Palur, kemudian berubah menjadi DHC,” kata dia.

Saat menjadi lokasi asrama dan balai pengobatan, tempat tersebut hanya digunakan oleh orang-orang Eropa.

“Jadi di situ semacam polikliniknya, sementara kalau untuk rumah sakit, mereka datang ke rumah sakit tentara yang sekarang jadi RS. DKT (RST Slamet Riyadi),” ujar Susanto.

Susanto juga menjelaskan mengenai tata kota Solo zaman dulu di sekitar Benteng Vastenburg.

Ia menyebutkan, pada masa lalu, Benteng Vastenburg menjadi pusat kehidupan orang-orang Eropa.

Pada bagian luarnya terdapat berbagai fasilitas pendukung seperti gereja (yang sekarang Gereja Penabur), Java Bank (Gedug Bank Indonesia lama), Bank NHM (sekarang lokasi Kantor Telkom), Post Telephone dan Telegraph (sekarang lokasi Bank BRI) dan kantor residen yang sekarang dipakai untuk Balai Kota Solo.

Bagi Anda yang berminat mengunjungi Gedung Djoeang 45, bisa menyambanginya pada pukul 17.00-00.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

Tren
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Tren
Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Tren
Mengenal Caracal, Ras Kucing Liar yang Diduga Ditelantarkan Okin sampai Mati

Mengenal Caracal, Ras Kucing Liar yang Diduga Ditelantarkan Okin sampai Mati

Tren
Ramai soal Potongan Pajak THR yang Dinilai Tinggi, Bagaimana Cara Menghitungnya?

Ramai soal Potongan Pajak THR yang Dinilai Tinggi, Bagaimana Cara Menghitungnya?

Tren
Bank Indonesia Disebut Tak Keluarkan Uang Baru tapi Uang yang Lusuh untuk Lebaran 2024, Ini Kata BI

Bank Indonesia Disebut Tak Keluarkan Uang Baru tapi Uang yang Lusuh untuk Lebaran 2024, Ini Kata BI

Tren
10 Ciri Kucing Mau Melahirkan, Sering Gelisah dan Jadi Lebih Penyayang

10 Ciri Kucing Mau Melahirkan, Sering Gelisah dan Jadi Lebih Penyayang

Tren
Saat 10 Jenazah Pengungsi Rohingya Ditemukan di Perairan Aceh...

Saat 10 Jenazah Pengungsi Rohingya Ditemukan di Perairan Aceh...

Tren
Alasan PSI Akan Usung Kaesang sebagai Cagub Jakarta

Alasan PSI Akan Usung Kaesang sebagai Cagub Jakarta

Tren
Sering Dianggap Sama, Berikut Perbedaan Kura-kura dan Penyu

Sering Dianggap Sama, Berikut Perbedaan Kura-kura dan Penyu

Tren
Unair Buka Suara soal Gaduh Cuitan Mahasiswa Plagiat Tugas

Unair Buka Suara soal Gaduh Cuitan Mahasiswa Plagiat Tugas

Tren
Kronologi Aksi Percobaan Penculikan dan Pemerasan oleh Pengemudi GrabCar di Jakarta Barat

Kronologi Aksi Percobaan Penculikan dan Pemerasan oleh Pengemudi GrabCar di Jakarta Barat

Tren
Penyebab Komputer atau Laptop Hang dan Cara Mengatasinya

Penyebab Komputer atau Laptop Hang dan Cara Mengatasinya

Tren
Puluhan Kampus Pengirim Mahasiswa Magang di Jerman Bakal Dijatuhi Sanksi

Puluhan Kampus Pengirim Mahasiswa Magang di Jerman Bakal Dijatuhi Sanksi

Tren
Anakonda Terbesar di Dunia Ditemukan Mati, Diduga Ditembak Pemburu

Anakonda Terbesar di Dunia Ditemukan Mati, Diduga Ditembak Pemburu

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com