Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Benarkan Senjata yang Dipakai untuk Tusuk Wiranto adalah Kunai

Kompas.com - 11/10/2019, 08:29 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pihak kepolisian membenarkan jika senjata tajam yang digunakan untuk menusuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto adalah kunai.

Hal ini terkonfirmasi dari Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.

"Ya (senjata yang digunakan pelaku kunai)," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/11/2019) pagi.

Dedi menjelaskan, Menko Polhukam Wiranto mengalami luka tusuk di dua titik.

"Korban yang terkena tusuk ada dua mata luka," ujar dia.

Diberitakan Kompas.com, Kamis (10/10/2019), kunai merupakan peralatan mirip pisau dengan ujung runcing yang dimiliki ninja.

Kunai biasanya berukuran kecil. Ukurannya sekitar 10-15 cm sehingga cukup kecil untuk dibawa ke mana-mana dan disembunyikan di balik baju. Namun ada juga kunai yang panjangnya 20 sampai 60 sentimeter.

Merujuk laman Ninja Encyclopedia, selain digunakan sebagai senjata dalam pertempuran jarak dekat, kunai juga digunakan oleh para ninja untuk membantu memanjat dinding.

Untuk diketahui, saat ini Wiranto masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.

Baca juga: Soal Penusukan Wiranto, Ini Rentetan Jejak ISIS di Indonesia

Bisnis online

Sebelumnya, pada Kamis (10/10/2019) siang, Wiranto ditusuk oleh orang tak dikenal saat berada di Pandeglang, Banten untuk menghadiri peresmian sebuah gedung di Universitas Mathla'ul Anwar.

Dua pelaku telah diamankan petugas, mereka adalah SA dan FA.

Dedi menjelaskan, pelaku penusukan mendekati Wiranto dengan berpura-pura sebagai warga yang ingin bersalaman. "Ya pelaku mencoba bersalaman seperti warga bertemu pejabat," tutur dia.

Pelaku penusukan, lanjut Dedi, telah mempersiapkan aksinya.

Diberitakan Kompas.com (10/10/2019), pelaku penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto merupakan warga pendatang.

Keduanya mengontrak di Kampung Sawah, dekat alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang.

Ketua RT 004 RW 001, Kampung Sawah Gang Kenari, Desa Menes, Kecamatan Menes, Mulyadi mengatakan kedua pelaku tinggal di sebuah kontrakan petak yang disewa sejak Februari 2019.

"Mulai ngontrak kira-kira Februari, sudah sekitar 7 bulanlah," ujarnya, Kamis (10/10/2019).

SA berasal Medan dan FA berasal dari Brebes. Kepada Mulyadi, SA mengaku berbisnis online berbagai macam barang, mulai dari madu, pakaian anak-anak, pulsa dan travel.

"Bisnis online. Pernah bawa jualan pakaian anak-anak. Saya sebagai tetangga enggak punya curiga apa-apa," kata Mulyadi.

Baca juga: Polri Benarkan Foto yang Beredar sebagai Pelaku Penusukan Wiranto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Capai Rp 271 Triliun, Berikut Rincian Penghitungan Kasus Korupsi Timah di Bangka Belitung

Capai Rp 271 Triliun, Berikut Rincian Penghitungan Kasus Korupsi Timah di Bangka Belitung

Tren
Beredar Kabar Dugaan Calo Tiket Mudik dari Pejabat KAI, Ini Kata KAI

Beredar Kabar Dugaan Calo Tiket Mudik dari Pejabat KAI, Ini Kata KAI

Tren
10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

Tren
The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

Tren
Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Tren
7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

Tren
9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

Tren
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Tren
Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Tren
RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

Tren
Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Tren
Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Tren
7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

Tren
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Tren
Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com