Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Gunung Terbakar Sepanjang 2019, Ini Kata BNPB dan KLHK

Kompas.com - 05/10/2019, 20:40 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kebakaran terjadi di beberapa gunung di Indonesia sepanjang 2019 ini. Terakhir, pada Jumat (4/10/2019) malam, kebakaran terjadi di Gunung Raung, Jawa Timur.

Akibat peristiwa ini, sebanyak 13 pendaki harus dievakuasi setelah terjebak di Camp 9 dan belum bisa turun.

Berdasarkan catatan Kompas.com, setidaknya ada 13 gunung yang terbakar sepanjang 2019 ini.

Gunung tersebut di antaranya adalah Gunung Rinjani, Panderman, Arjuno, Sumbing, Batukaru, Guntur, Gunung Agung, Gunung Ciremai, Merbabu, Slamet, Ile Mandiri, Rasamala, dan Semeru.

Baca juga: Gunung Raung Dilalap Api, Ini Daftar Gunung yang Terbakar Sepanjang 2019

Apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran di gunung-gunung yang ada di Indonesia?

Kondisi musim

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, mengatakan, kebakaran yang terjadi di gunung-gunung pada 2019 ini dipengaruhi kondisi musim.

“Tahun ini lebih panjang musim kemaraunya. Sekarang ini lagi puncak musim kemarau, jadi lagi kering-keringnya sehingga jika ada api cepat sekali menyebar,” ujar Agus, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/10/2019).

Selain itu, menurut dia, ada faktor ulah manusia dalam peristiwa kebakaran di sejumlah gunung.

“Kebanyakan karena manusia. Ya karena puntung rokok, atau sisa pembakaran sampah dan sebagainya,” lanjut dia.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Kepala Biro Humas KLHK Djati Witjaksono mengklaim, jika dibandingkan tahun lalu, kebakaran di gunung yang terjadi tahun ini lebih sedikit.

Meski demikian, ia tak menyebutkan detil data mengenai hal ini.

Baca juga: Raung Ditutup, Ini 5 Gunung Alternatif Pendakian di Jawa Timur

Pada 2018, kebanyakan gunung yang terbakar merupakan gunung yang statusnya masih aktif.

“Tahun lalu banyak gunung yang masih aktif yang terbakar, Merapi, Merbabu, Semeru, Ceremai, Arjuno, Slamet, Kelud, dan Anak Krakatau bersamaan adanya erupsi dan elnino,” kata Djati.

Sementara, untuk tahun ini, walaupun gunung aktif terbakar tetapi kesigapan petugas, sinergi dan operasi Satgas Karhutla cukup baik sehingga api lebih cepat dipadamkan.

Hal yang sama diungkapkan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Raffles B Panjaitan.

Ia menyebutkan, kebakaran di gunung-gunung di Indonesia tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu.

Penyebabnya, kata dia, mayoritas karena faktor manusia.

“Kebakaran di gunung biasanya disebabkan karena kelalaian pada pengunjung/pendaki,” kata Raffles kepada Kompas.com, Sabtu malam.

Ia mengatakan, kelalaian yang dimaksudnya adalah tindakan mereka yang melakukan pendakian seperti merokok, membuat api unggun, memasak air, dan sebagainya.

Menurut Raffles, ada yang lalai dan lupa memastikan pemadaman api yang digunakan secara sempurna.

“Saat memadamkannya tidak sempurna, angin bertiup maka api muncul lagi,” kata Raffles.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Tren
Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Tren
TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

Tren
5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

Tren
Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Tren
5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

Tren
Magnum Indonesia Pastikan Produk Es Krimnya Aman Dikonsumsi

Magnum Indonesia Pastikan Produk Es Krimnya Aman Dikonsumsi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com