Hal ini menantang klaim yang dibuat oleh produsen minuman ringan kafein digunakan sebagai penambah rasa.
"Temuan kami jelas menunjukkan kafein adalah zat adiktif dalam minuman ringan agar meningkatkan konsumsi," ucap Professor Riddell.
Ia juga mengatakan, minuman bersoda mengandung kalori dan gula yang bisa meningkatkan risiko obesitas.
Riset ini membuktikan minuman bersoda mengandung kafein juga lebih disukai daripada minuman soda tanpa kafein.
Baca juga: Hengkang dari Indonesia, Ini Sejarah Bisnis Pepsi di Tanah Air
Menurut Profesor Riddell, ini menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan rasa suka dan konsumsi melalui pengaruh bawah sadar yang mungkin terkait dengan membalikkan gejala penarikan kafein.
“Senyawa aditif seperti kafein yang meningkatkan konsumsi melalui pengaruh bawah sadar bekerja melawan upaya untuk meminimalkan konsumsi energi," ucap dia.
Ia menambahkan, hasil penelitian dapat digunakan acuan agar produsen mengurangin tambahan zat adiktif dalam produk makanan yang dikonsumsinya, karena zat tersebutt elah dikonsumsi berlebihan oleh masyarakat.
“Meningkatnya konsumsi makanan dan minuman berenergi rendah yang miskin nutrisi adalah kontributor utama terhadap masalah kelebihan berat badan dan obesitas yang berkelanjutan,” kata Professor Riddell.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.