Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Tolong Penderita Serangan Jantung dengan Menepuk, Benarkah Cara Ini?

Kompas.com - 04/10/2019, 06:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah video detik-detik seseorang mengalami serangan jantung beredar di media sosial.

Melansir pemberitaan Tribunnews.com, dalam video yang beredar, Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VII Kota Makassar, Syafii terkena serangan jantung.

Peristiwa itu terjadi saat korban tengah mengikuti rapat Monitoring dan Evaluasi dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Makassar pada Kamis (26/9/2019) pekan lalu.

Syafii terkena serangan jantung saat presentasi mengenai lahan hutan di daerah Barru dan Pangkep.

Baca juga: Orang Optimis Tak Mudah Terkena Serangan Jantung, Benarkah?

Sebelum dibawa ke rumah sakit, dalam video yang beredar, beberapa orang terlihat menepuk-nepuk lengan dan dada korban.

Benarkah pertolongan dengan cara seperti ini?

Screenshot video detik-detik Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VII Kota Makassar terkena serangan jantung.Screenshot video Tribunnews Screenshot video detik-detik Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VII Kota Makassar terkena serangan jantung.

Pertolongan pertama jika seseorang terkena serangan jantung

Dokter Spesialis Jantung di RS Harapan Kita, Jakarta, dr. Renan Sukmawan mengatakan, menepuk adalah cara untuk memastikan kesadaran penderita serangan jantung.

Akan tetapi, tak ada fungsi pertolongan dengan cara ini.

“Ketika kita menemukan pasien yang enggak sadar, menepuk-nepuk hanya untuk memastikan kesadarannya. Seperti dengan bilang ‘Pak bangun, Pak’. Namun tak ada fungsi pertolongan dari itu,” kata dokter Renan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/10/2019).

Ia mengatakan, langkah pertama yang harus dilakukan ketika mendapati seseorang tidak sadar karena diduga mengalami serangan jantung adalah memastikan apakah jantungnya berdenyut atau tidak.

Baca juga: Pahami, 4 Hal Utama demi Terhindar dari Serangan Jantung

Jika jantungnya tidak berdenyut atau mengalami henti jantung, maka langkah pertama yang harus segera dilakukan adalah melakukan tindakan kompresi.

Atau, bisa juga menekan daerah dada bagian tengah dengan hitungan sambil melakukan napas buatan.

“Pasien harus dibaringkan, aman dari orang banyak. Cek denyut nadi. Kalau enggak ada (denyut nadi), lakukan kompresi dengan napas buatan, lalu cari bantuan ambulans untuk dibawa ke rumah sakit, itu baru bisa menolong,” kata dr. Renan.

Menurut dia, selama ini masih banyak pemahaman yang salah di kalangan masyarakat mengenai pertolongan kepada penderita serangan jantung.

Bahkan, kata Renan, beredar informasi yang tidak benar perihal penanganan gagal jantung seperti dengan cara kuping dicubit, ditekan sikunya, dan sebagainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com