Ketua Jurusan menyarankan saya menemui Bang Tides, ragu juga, maukah ia jadi pembimbing skripsi yang topiknya sangat dasar ini dan kalau dibaca sekarang: naif. Judul itu. “Keterkaitan Manajemen Media Massa dengan Pertumbuhan Tiras pada Perusahaan Penerbit Surat Kabar Berbahasa Inggris: Studi Komparatif Manajeman Perusahaan Penerbit Surat Kabar Indonesian Observer dan The Jakarta Post”.
Ternyata, bukan cuma mau, Bang Tides juga menghubungkan saya dengan banyak kolega-nya. Maka, jadilah skripsi saya penuh dengan wawancara panjang dengan Raymond Toruan, Amir Daud, Herawati Diah, dan Enot Indarnoto.
Untuk keperluan menulis kolom ini, saya kembali membolak-balik skripsi terbitan 1995 ini dan kembali melihat jejaknya. Juga jejak pembimbing pertama, Prof. Dr. Harsono Suwardi, yang baru pula berpulang.
Ada satu pendapat Aristides Katoppo tentang editorial cartoon Observer yang disampaikan dalam sidang ujian pada 14 Agustus 1995, dan saya tulis dalam lampiran skripsi. Pendapat yang mungkin menjadi pengingat juga untuk para penggemar lama Indonesian Observer yang sudah tak bisa lagi menjumpai koran itu sejak tahun 2001.
“Chee-Chuck adalah keunggulan Observer, lepas dari seluruhnya produknya yang saat ini sudah tertinggal dan tidak diminati lagi karena kurang membaca selera, kebutuhan dan keinginan pasarnya.”
Siang itu, 14 April 2019, kami makan siang bertiga bersama seorang teman yang juga pernah menjadi wartawan Tempo, Igg Maha Adi. Menu kami Nasi Rawon. Pertemuan yang tidak kami sangka menjadi pertemuan terakhir dengan Sang Guru Selamanya.
Segala pengetahuannya kembali saya dengar dan serap. Dan betul, Bang Tides tahu sangat banyak seperti dulu saya menjadi mahasiswanya. Tampaknya, ia selalu menjadi “Pemimpin Redaksi”.
Lelaki kelahiran Tomohon ini, sungguh guru selama-lamanya lewat berbagai karya tulisnya. Bahkan buku yang terakhir pun mengutip banyak dua karya biografinya: Sumitro Djojohadikusumo, Jejak Perlawanan Begawan Pejuang, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan (2000) dan Des Alwi, Dari Banda Naira Menjadi Indonesia, diterbitkan Pustaka Sinar Harapan (2011).
Selamat jalan, Bang Tides...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.