Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Truecaller, Aplikasi Pelacak Nomor Anonim

Kompas.com - 01/10/2019, 11:52 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beberapa pesan screenshot percakapan tentang anak-anak STM beredar di media sosial Twitter baru-baru ini. Pesan tersebut berisi percakapan mengenai anak-anak STM yang membahas aksi demo yang belum dibayar.

Screenshot tersebut kemudian memunculkan semacam “Twitter War” di media sosial.

Selang beberapa lama, usai foto-foto percakapan tersebut tersebar, Twitter diramaikan kembali dengan thread netizen yang mengatakan bahwa nomor-nomor yang disebut sebagai “anak STM” ternyata merupakan nomor-nomor orang yang disebut sebagai “polisi”.

Adapun pengecekan yang netizen lakukan menggunakan aplikasi yang disebut Truecaller.

Lantas, apa itu aplikasi Truecaller ?

Melansir dari Lifewire, Truecaller adalah aplikasi smartphone yang mampu menunjukkan nama pengguna yang menelepon bahkan meski kontak belum tersimpan.

Sehingga Anda bisa mengetahui jika Anda mendapatkan telepon spam. Hal ini tentunya bisa membantu Anda dari telepon yang mengganggu dan tidak perlu.

Ini menjadi cukup efisien untuk mengidentifikasi dan akhirnya memblokir panggilan-panggilan yang tidak diinginkan dengan mencocokan nama dan nomor.

Baca juga: Kebocoran Data Malindo Air, Pemerintah Tunggu Investigasi Lanjutan dari Malaysia

Fitur

Tak hanya memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi nomor-nomor anonim, Truecaller  bisa membuat Anda diselamatkan dari penelepon pengganggu dengan kemampuannya mendeteksi spam.

Truecaller, diklaim memiliki direktori besar penelepon spam. Anda pun bisa menambahkan daftar hitam nomor tertentu sebagai spam.

Anda memiliki pilihan apakah akan memilih diberitahu apabila nomor tersebut memanggil, atau tidak diberitahu sama sekali ketika nomor dalam daftar spam Truecaller memanggil.

Apabila Anda memilih tidak diberitahu sama sekali, maka nada sibuk akan muncul di penelepon, dan Anda tak akan mendengar apa-apa.

Bagaimana Truecaller bekerja?

Melansir dari website reminya, Truecaller bekerja dengan cara mengumpulkan nama melalui kemitraan dengan berbagai penyedia direktori telepon secara global, jejaring sosial, dan juga ketika komunitas Truecaller menyarankan nama melalui situs web dan aplikasi Truecaller.

Selain itu, untuk semua pengguna yang mendaftar ke aplikasi ini, kontaknya juga akan diakses.

Saat kita membuat akun ke aplikasi ini, maka akan muncul permintaan persetujuan agar aplikasi Truecaller mengizinkan dirinya melihat dan men-download semua kontak yang terhubung dengan akun Anda.

Semua data yang didapat Truecaller, kemudian dikumpulkan dan dijalankan melalui algoritma tertentu hingga didapatkan data yang memungkinkan. Atau yang kerap disebut sebagai crowdsourcing.

Dimana ia mengolah data dan menggunakan bentuk kecerdasan buatan menggunakan crawler dan teknologi prediksi untuk membangun pola dan elemen data yang kemudian mereka gunakan untuk mencocokkan nama dan angka.

Lifewire menerangkan, banyak orang yang mencoba mencari nama dan nomor mereka sendiri melalui aplikasi ini yang kemudian menemukan nama dari nomor mereka sebagai nama-nama yang aneh dan tidak benar.

Hal tersebut bisa saja terjadi karena aplikasi ini membaca berdasarkan hasil pencarian dari kontak orang lain (pengguna Truecaller), yakni orang yang telah menyimpan nomor seseorang di perangkat mereka dengan nama dan gambar lain tanpa sepengetahuan mereka.

Selain itu, kerapkali juga didapatkan data yang usang, dan tak akurat tentang seseorang, karena data diambil dari buku alamat orang-orang yang kerap kali tak mutakhir.

 Baca juga: Data Terkini Karhutla di Sumatera dan Kalimantan, Jumlah Titik Api hingga Sebaran Asap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com