Ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya. Sebelum melanjutkan membaca silakan baca serial pertama.
___________________
KOMPAS.com - Sebagian dari kita mungkin masih ingat ledek-ledekan semasa kecil, "Bapak lu PKI ya?".
Kita tak tahu apa itu Partai Komunis Indonesia (PKI), kecuali dari film Pengkhianatan G30S/PKI yang diputar di sekolah.
Dari film berdurasi 4 jam 31 menit itu kita tahu bahwa PKI adalah kelompok kejam dan brutal yang menyiksa para jenderal di tahun 1965.
PKI adalah momok yang tak hidup, tapi tak mati pula.
Di warung kopi, aksi demo, hingga di kantor-kantor pemerintahan, selalu ada orang yang mengingatkan bahayanya "disusupi PKI".
Tapi apa sih sebenarnya PKI itu?
Benarkah PKI adalah pengkhianat yang ingin menghancurkan Indonesia?
Jangan bayangkan PKI seperti sekelompok pemberontak bersenjata yang ingin menggulingkan pemerintahan. Bayangkanlah PKI seperti partai-partai yang berkuasa sekarang.
Ya, pada zamannya, PKI adalah partai penguasa. Kader-kadernya menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.
Di puncak kejayaannya, jumlah anggotanya mencapai 3,5 juta. Belum termasuk kader muda dan simpatisannya di seluruh Indonesia.
Baik kita jernihkan dulu beberapa terminologi yang kerap dicampuradukkan dan membuat kebingungan.
Jika kita urutkan secara linear sesuai garis waktu, dari lima terminologi di atas, yang pertama muncul adalah sosialisme.
Mengutip pejelasan Franz Magnis Suseno dalam bukunya Pemikiran Karl Marx, dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme (2003), sosialisme adalah sebuah gagasan kuno tentang kepemilikan bersama.
Gagasan ini berkeyakinan, dunia akan menjadi lebih baik jika tidak ada kepemilikan pribadi. Kekayaan dunia merupakan milik semua orang.
Konflik masyarakat, demikian keyakinan sosialisme, didasarkan atas kepentingan mengejar keuntungan pribadi. Gagasan ini sudah muncul sejak zaman Yunani Kuno.
Selanjutnya, seturut garis linear waktu, gagasan sosialisme inilah yang menjadi dasar bagi Karl Marx, seorang filosof, sosiolog, dan ahli ekonomi abad ke-19, menelurkan teori yang meramalkan keruntuhan kapitalisme akibat pertentangan kelas.
Kapitalisme secara sederhana dimengerti sebagai sistem ekonomi yang dikendalikan perseorangan demi mengejar keuntungan pribadi.