Oleh karena itu, perlu izin khusus untuk mengelola pariwisata tersebut lantaran termasuk dalam zona rimba dan konservasi.
Namun untuk Gunung Luhur, pihaknya sudah melakukan MoU dengan Kementerian LHK dan TNGHS dan mendapatkan izin pengelolaan kawasan menyusul direvisinya status zona rimba menjadi zona pemanfaatan.
Setelah Gunung Luhur viral, banyak yang membuka open trip. Pesertanya membeludak.
Pilihan open trip ke Negeri di Atas Awan, pengunjung biasanya akan diajak berkunjung pula ke air terjun yang lokasinya tak jauh dari spot wisata Gunung Luhur.
Pada akhir pekan ini, antusias pengunjung ke Negeri di Atas Awan meningkat luar biasa. Jumlah wisatawan yang datang bahkan mencapai 30 ribu orang.
Pengelola wisata menyebutkan, memerlukan waktu 6 jam untuk mengurai macet.
Tak hanya wisatawan sekitar Lebak, Banten saja yang datang, tetapi banyak banyak pula yang datang dari kota lain seperti Bogor dan Jabodeabek.
Sebelumnya, Pengamat wisata, Arief Gunawan, yang merupakan President Indonesia Luxury Travel & Hospitality Association, berpendapat, lokasi wisata negeri di atas awan Gunung Luhur ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tempat wisata yang berkelanjutan.
Alasannya, banyak hal menarik dari tempat ini.
Dari sisi atraksi, pengunjung disuguhkan pemandangan luar biasa berupa hamparan awan.
“Dari sisi atraksi, Banten itu kan umumnya terkenal daerah pantai atau pinggiran atau pesisir. Tapi ada dataran tinggi, ini baru, sehingga menarik. Saya pun ingin ke sana,” kata Arief.
Sumber: Kompas.com / (Acep Nazmudin, Silvita Agmasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.