Ia menjelaskan, warna merah ditimbulkan karena polutan terdiri dari gas dan partikel debu yang memiliki sidat dan ciri khas memerahkan cahaya (reddening).
Sementara, gerhana bulan dapat diamati berwarna kekuningan jika kita melihatnya di daerah yang memiliki tingkat polusi lebih rendah.
Selain itu, kejadian merahnya langit akibat partikel debu dan tingginya polutan ini pun bisa terjadi ketika terjadi letusan gunung berapi.
Saat meletus, gunung api akan mengeluarkan partikel abu dan menutup langit, kemudian memunculkan warna kemerahan dari cahaya matahari.
Tidak hanya saat gerhana bulan, pada gerhana bulan total pun warna kemerahan yang terlihat
pada bulan juga menandakan tingginya tingkat polusi.
"Dengan gerhana bulan total kita bisa tahu tingkat polusi. Semakin warnanya merah justru
menunjukkan semakin banyak polutannya," ujar Widya.
Serupa dengan perubahan warna langit saat senja, warna kekuningan yang terlihat pada bulan juga menunjukkan tingkat polutan di daerah itu lebih rendah.
(Sumber: Kompas.com/Bhakti Satrio Wicaksono, Fidel Ali Permana).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.