Kedua elemen tersebut melakukan aksi masa di sekitar Kantor Pos Besar, Yogyakarta.
Mahasiswa HMI meminta masyarakat mengkritisi kembali peringatan Hari Kebangkitan Nasional karena peringatan itu sekadar jadi ritual belaka.
Baca juga: Civitas Akademika UGM Tuntut Pemerintah dan DPR Hentikan Pembahasan RUU KPK
Mereka berpendapat, bahwa kenyataan yang ada justru keterpurukan nasional.
Beberapa elit politik yang menjadi calon presiden (capres) saat itu, menurut HMI, merupakan salah satu kelompok status quo yang akan melanggengkan kekuasaan lama dan tidak membawa perubahan di negeri ini, karenanya mereka mengajak masyarakat menolak orbaisme, status quo, dan militerisme.
Di kancah politik pun fenomena kekuatan status quo semakin nyata. Untuk itu, mereka meminta rakyat selektif memilih pimpinan mereka.
Diberitakan Harian Kompas 24 September 2005, Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI PMO) Jogja melakukan aksi unjuk rasa menentang rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 23 September 2005.
Selain itu, Badan Eksekutif Mahasiswa-Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM-KM UGM) juga melakukan hal yang sama.
Kedua aliansi mahasiswa tersebut secara bergantian berdemonstrasi dengan mendatangi Kantor Pertamina Cabang Yogyakarta di Jalan Mangkubumi .
Dalam tuntutannya, kedua massa sama-sama menolak kenaikan harga BBM yang rencananya akan dilakukan pemerintah per 1 Oktober 2005 karena hal itu berarti akan semakin menambah kesengsaraan masyarakat. Massa HMI MPO juga menuntut pemerintah untuk lebih dulu memberantas praktik penyelundupan BBM yang marak terjadi di Tanah Air.
Sedangkan BEM-KM UGM menuntut agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merombak tim ekonomi di dalam kabinetnya saat ini.
Aksi massa HMI MPO Jogja yang diikuti oleh sekitar 50-an orang dimulai sekitar pukul 09.00, disusul aksi massa BEM-KM UGM mulai pukul 13.00, atau beberapa saat setelah shalat Jumat.
Aksi mahasiswa berlangsung dengan tertib dan aman, dan petugas Kepolisian Kota Besar Yogyakarta menjaga ketat Kantor Pertamina.
Sempat terjadi dorong mendorong antara massa HMI MPO dan petugas kepolisian, ketika massa HMI ingin masuk ke Kompleks Kantor Pertamina, sehingga menyebabkan pagar kantor itu ambruk. Namun, aksi dorong tidak berlanjut. Massa HMI MPO kemudian melanjutkan aksi di halaman Gedung DPRD DIY.
Sumber: Kompas.com (Aswab Nanda Prattama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.