Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Kebakaran Hutan Jambi: dari Penambahan Personel hingga Kesulitan Air

Kompas.com - 22/09/2019, 14:37 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebakaran hutan di Jambi masih berlangsung hingga Minggu (22/9/2019) sekitar pukul 11.00 WIB.

Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Djati Witjaksono mengatakan luasan lahan yang terbakar di Jambi mencapai 11.022 hektare.

Data tersebut, imbuhnya merupakan data citra satelit sejak Januari hingga Agustus 2019.

Perinciannya, luas tanah mineral sejumlah 5.218 hektare dan lahan gambut seluas 5.804 hektare.

"Data kebakaran tidak bisa dikira-kira pakai pandangan mata, harus diukur di lapangna dan dipadukan engan analisis foto citra landsat," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (22/9/2019).

Sementara itu, Kapenrem 042/Garuda Putih (Gapu) Mayor Inf Firdaus mengatakan pihaknya bersama seluruh instansi, mulai dari TNI, Polri, BPBD, stakeholder dan Manggala Agni terus berupaya maksimal melakukan upaya pemadaman api di Jambi utamanya.

"Upaya darat sudah kita lakukan. Namun kendala banyak, seperti angin, kita juga sudah bombing, tapi asap tebal sehingga susah," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (22/9/2019).

Kendala pemadaman, imbuhnya kian sulit lantaran terjadi di musim kemarau. Sehingga keberadaan atau pasokan air yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kanal-kanal dan parit-parit cacing yang bisa dimanfaatkan untuk memadamkan api berkurang.

"Ini kan musim kemarau sehingga air kering. Kita buat kanal parit-parit cacing untuk menyekar, kalau ada air kita ambil dari situ," katanya lagi.

Kondisi lahan berupa gambut menurutnya juga menjadi alasan api susah padam.

“Titik api yang ada sekarang ini kan dia padam tapi kemudian hidup lagi. Gambut itu atas padam tapi bawah hidup, kalau enggak ada tuangan air atau hujan akan nyala,” ujarnya.

Baca juga: Mengenal Kalsium Oksida untuk Modifikasi Cuaca Penanganan Karhutla

Hujan Buatan

Pihaknya juga menyampaikan sudah ada upaya untuk meminta adanya hujan buatan. Namun kondisi hujan buatan menurutnya belum memungkinkan karena syarat jumlah awan saat ini  belum mencukupi.

“Mudah-mudahan 2-3 hari ini hujan turun, awan ada sehingga bisa membantu memadamkan api tersebut,” ujarnya.

Saat disinggung terkait personel, Sabtu (21/9/2019) tim satgas gabungan penanganan karhutla Jambi telah mendapatkan tambahan 100 personel dari anggota PPRC (Pasukan Pemadam Reaksi Cepat) dari Yonif 144/JY.

Adapun 100 orang tersebut di tempatkan ke 3 SST (Satuan Setingkat Peleton) sebanyak 75 orang dipimpin Kapten Inf Ade Risnandar yang akan memperkuat pasukan yang sudah ada di Desa Sipin Teluk Duren Kec.Kumpeh Ulu, Kab Muara Jambi.

Selanjutnya 1 SST dengan kekuatan 25 orang dipimpin Letda Inf Hidayat akan ditempatkan di Wilayah Subsatgas III Kodim 0419/Tanjab. Adapun pembagian ini 8 orang untuk membantu memperkuat pasukan yang ada di Koramil 419-04/ Nipah Panjang Tanjab Timur, 8 orang di Koramil 419-01/Sabak Tanjab Timur dan 9 orang di Makodim 0419/Tanjab Kuala Tungkal.

Saat ini, pasukan darat baik dari TNI, polri, BPBD, Manggala Agni maupun masyarakat sudah tergelar di wilayah terdampak karhutla sejumlah sekitar 1600 personel.

 

Dihubungi secara terpisah, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BPPT, Tri Handoko Seto  mengatakan upaya pelaksanaan hujan buatan akan segera dilaksanakan.

"Hari ini kami pantau potensi awannya. Kalau ada awan akan disemai dari posko Pekanbaru. Besok akan kami aktifkan posko Palembang. Untuk melakukan TMC di sumsel sekaligus meng-cover wilayah jambi," ujarnya Minggu (22/9/2019)

Baca juga: Soal Karhutla, Pemerintah Diminta Evaluasi Perizinan Sawit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Rudal Balistik dengan Jangkauan Terjauh di Dunia Beserta Negara Pemiliknya

10 Rudal Balistik dengan Jangkauan Terjauh di Dunia Beserta Negara Pemiliknya

Tren
WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

Tren
Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Tren
Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Tren
Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Tren
Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Tren
Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com