Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Bikin Gemuk, Ini Mitos Keliru Seputar Rokok

Kompas.com - 21/09/2019, 17:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Banyak hal yang membuat seseorang terjebak dengan gaya hidup merokok.

Berhenti merokok juga bukanlah hal yang mudah. Apalagi, banyak mitos-mitos keliru seputar rokok yang justru membuat kita semakin susah untuk terlepas dari gaya hidup mematikan ini.

Agar kita tidak salah memahami, berikut tujuh mitos keliru seputar rokok:

1. Tidak masalah merokok asal rajin olahraga dan makan sehat

Banyak perokok berpikir kebiasaan sehat seperti mengonsumsi nutrisi yang baik dan rajin berolahraga, bisa mengimbangi dan menjaga kesehatan meski mereka merokok.

Hasil penelitian menunjukkan mengonsumsi nutrisi sehat serta berolahraga secara teratur tidak mengurangi risiko kesehatan yang diakibatkan merokok.

Ilmuwan penasihat senior di kantor Center of Diseases Control (CDC) Bidang Smoking and Helath, Ann M. Malarcher mengatakan rokok mempengaruhi setiap sistem organ dalam tubuh.  Tidak realistis apabila ada yang menganggap bahwa gaya hidup sehat bisa mencegah efek buruk rokok.

Michael C. Fiore, MD, Professor obat dan direktur Center for Tobacco Research and Intervention di University of Wisconsin, Madison, menambahkan efek samping mematikan dari tembakau tidak bisa hilang meski kita rutin mengonsumsi vitamin.

2. Rokok “mild” risikonya lebih kecil

Apapun jenisnya, merokok tetap saja berbahaya karena kandungan di dalamnya memang berefek negatif pada kesehatan kita.

“Ada banyak orang yang meninggal karena kanker paru-paru, stroke, serangan jantung, dan emfisema setiap hari, dan banyak di antara mereka adalah perokok rokok mild,” kata Fiore lagi.

Menurutnya, rokok alami atau organik sama saja dan tidak lebih aman dibandingkan rokok biasa.

Baca juga: Kenali 5 Cara Jitu Atasi Kecanduan Nikotin di Rokok dan Vape

3. Rokok elektrik bisa membantu berhenti merokok

Banyak orang mencoba berhenti merokok lewat penggunaan rokok elektrik atau yang sering dikenal dengan sebutan vape.

Padahal, rokok tembakau dan vape sama-sama mengandung nikotin yang membuat keanduan.

Riset dari Universitas California, San Francisco, Amerika Serikat, juga menemukan rokok elektrik tidak efektif membantu perokok untuk berhenti merokok.

4. Berhenti merokok bikin gemuk

Beberapa riset ilmiah menunjukkan orang yang berhenti merokok memang cenderung akan jadi lebih gemuk.

Namun, bertambahnya berat badan terjadi karena orang yang merokok biasanya cenderung memiliki gaya hidup yang kurang sehat, seperti mengonsumsi banyak makanan tak sehat dan jarang berolahraga.

5. Sudah lama merokok, kerusakannya sudah telanjur parah. Percuma saja berhenti

Ini pemikiran yang keliru. Menurut Fiore, manfaat yang didapat setelah berhenti merokok akan sangat besar, dan kita berhenti merokok.

Menurutnya, risiko serangan jantung menurun hingga 50 persen ketika kita satu tahun berhenti merokok.

Berdasarkan lapora American Cancer Society, perokok yang berhenti sebelum berusia 35 tahun dapat mencegah 90 persen risiko masalah kesehatan karena merokok.

Perokok yang berhenti sebelum berusia 50 tahun nisa mengurangi risiko kematian dalam 15 tahun ke depan dibandingkan seseorang yang terus merokok.

Baca juga: Mengenal Beda Rokok dan Vape...

6. Berhenti merokok bikin stres

Jika kita sudah berada pada tahap kecanduan, berhenti mengonsumsi rokok akan membuat kita stres.

Namun, perasaan stres tersebut tidak akan menimbulkan efek negatif yang berkepanjangan.

Faktanya, sejumlah penelitian menunjukkan orang yang berhenti merokok akan mulai makan dengan baik, lebih banyak berolahraga, dan merasa lebih baik.

7. Jika sudah pernah berhenti merokok kemudian gagal, berarti saya memang tidak bisa berhenti

Berhenti merokok memang bukan hal yang mudah tetapi bukan berarti kita tidak bisa melakukannya.

Banyak orang yang butuh waktu lama agar benar-benar total berhenti merokok. Intinya, jangan menyerah dan teruslah mencoba.

Baca juga: INFOGRAFIK: Rokok dan Vape, Apa Bedanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com