Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rokok Tembakau Vs Vape, Mana yang Lebih Berbahaya?

Kompas.com - 20/09/2019, 15:25 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemunculan vape atau rokok elektrik di tengah masyarakat kian populer, terutama bagi kalangan remaja atau perokok aktif. 

Meski digadang-gadang memiliki bentuk dan rasa yang beraneka ragam dari pada rokok konvensional, vape tetap bersifat adiktif nikotin.

Disebutkan, vape mengandung bahan kimia yang digunakan sebagai penyedap, dan berpotensi merusak paru-paru.

Baru-baru ini, pemuda 18 tahun dari Gurnee, Illinois, Amerika Serikat, Adam Hergenreder harus meringkuk di rumah sakit. Dia tak dapat bernapas tanpa bantuan aliran oksigen dari tabung.

Adam diketahui menggunakan vape selama dua tahun. Berdasarkan hasil rontgen dari tim dokter yang menangani, Adam memiliki gambaran paru-paru seperti orang berusia 70 tahun.

Ahli Paru dan Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Erlang Samoedro Sp.P FISR mengungkapkan bahwa ada baiknya vape tidak digunakan terlebih dulu sebelum adanya hasil penyelidikan dari Pemerintah AS.

"Sebaiknya tidak digunakan dulu vape ini, karena belum selesai penyelidikannya oleh Pemerintah AS dan mencegah lebih baik daripada mengobati," ujar Erlang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/9/2019).

Kandungan berbahaya dan nikotin

Adapun imbauan tersebut menilik dari kandungan dan bahaya yang diakibatkan dari vape.
kadar nikotin pada vape jauh lebih tinggi daripada rokok konvensional.

"Bahan berbahaya pada rokok vape lebih rendah dari rokok konvensional, tapi kadar nikotin lebih tinggi, bisa 10 kali lipat dari rokok konvensional," ujar Erlang.

Kemudian, Erlang menyampaikan bahwa meski begitu bahan berbahaya yang ada pada rokok konvensional tetap ada pada vape.

Adapun bahan berbahaya yang ada di rokok konvensional dan ada pula di vape, yakni Paraamino hidrokarbon, metal, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Masih Gunakan Vape Setiap Hari? Kenali 4 Bahayanya...

Selain itu, berkaca pada kasus yang terjadi di AS, vape sedang diteliti bahan cairannya atau alat yang mengeluarkan uap air atau dikenal vaporizer.

Hingga kini masih belum ada keputusan apa yang menyebabkan gangguan paru.

"Ada kemungkinan dicampurnya cairan vape (liquid) dengan bahan THC (tetrahydrocannabinol) atau kannabis atau mariyuana yang mengandung cairan lemak yang kemudian tervaporasi menyebabkan gangguan pada paru," ujar Erlang menjelaskan kandungan dalam cairan vape.

THC merupakan senyawa psikoaktif dalam ganja yang bersifat memabukkan. Oleh karena itu, produk dengan kandungan THC dijual secara ilegal.

Radang Paru

Menurutnya, ada sejumlah gangguan yang diakibatkan dari pemakaian vape, seperti pneumonia atau radang paru yang disusul gangguang fungsi paru.

Tak hanya itu, Erlang juga menjelaskan mengenai adanya kondisi tubuh saat perokok konvensional beralih ke vape.

"Bila perokok tembakau (konvensional) beralih ke vape sebenarnya tidak ada perbedaan, karena nikotinnya tetap tercukupi. Bahkan, kalau pindah dari tembakau biasa ke vape justru lebih baik di tekanan darahnya lebih turun, fungsi paru lebih baik," ujar Erlang.

Sementara, Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Menular AS (CDC) menyebutkan mayoritas pasien memiliki riwayat menggunakan vape yang berisi THC atau THC beserta nikotin.

Dari penelusuran CDC, belum dapat dipastikan penyebab spesifik penyakit tersebut, mereka juga belum mampu mengidentifikasi produk vape terkait dengan kasus tersebut.

Tidak hanya CDC, Erlang juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada studi atau penelitian mengenai bahaya kesehatan yang timbul dari penggunaan vape dalam jangka panjang, sebab vape tergolong masih baru di era sekarang.

Baca juga: Paru-paru Pemuda AS Rusak Akut Diduga Gara-gara Vape, Apa Kandungan Vape?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com