Menurutnya, ada sejumlah gangguan yang diakibatkan dari pemakaian vape, seperti pneumonia atau radang paru yang disusul gangguang fungsi paru.
Tak hanya itu, Erlang juga menjelaskan mengenai adanya kondisi tubuh saat perokok konvensional beralih ke vape.
"Bila perokok tembakau (konvensional) beralih ke vape sebenarnya tidak ada perbedaan, karena nikotinnya tetap tercukupi. Bahkan, kalau pindah dari tembakau biasa ke vape justru lebih baik di tekanan darahnya lebih turun, fungsi paru lebih baik," ujar Erlang.
Sementara, Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Menular AS (CDC) menyebutkan mayoritas pasien memiliki riwayat menggunakan vape yang berisi THC atau THC beserta nikotin.
Dari penelusuran CDC, belum dapat dipastikan penyebab spesifik penyakit tersebut, mereka juga belum mampu mengidentifikasi produk vape terkait dengan kasus tersebut.
Tidak hanya CDC, Erlang juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada studi atau penelitian mengenai bahaya kesehatan yang timbul dari penggunaan vape dalam jangka panjang, sebab vape tergolong masih baru di era sekarang.
Baca juga: Paru-paru Pemuda AS Rusak Akut Diduga Gara-gara Vape, Apa Kandungan Vape?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.