Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Tumbuh Kembang Anak, Hindari Tayangan yang Mengandung 4 Hal Ini

Kompas.com - 15/09/2019, 16:25 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Tayangan "Big Movie Family: The Spongebob Squarepants Movie" di GTV mendapatkan sanksi teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Teguran ini diberikan karena The Spongebob Squarepants Movie dinilai mengandung unsur kekerasan.

Selain The Spongebob Squarepants, KPI juga memberikan sanksi yang sama untuk 13 program radio dan televisi.

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (15/9/2019), jenis pelanggaran yang ditemukan KPI dari program-program tersebut bermacam-macam, yakni adanya muatan kekerasan, adegan kesurupan, adegan horor, pemanggilan arwah, dan konflik pribadi.

Meski tayangan kartun diperuntukkan bagi anak, orangtua tidak bisa sembarangan membiarkan buah hati mereka menontonnya.

Baca juga: Kasus SpongeBob, KPI Berharap Kualitas Menjadi Tolok Ukur Lembaga Penyiaran

Terkadang, beberapa tayangan mengandung adegan-adegan yang bisa berakibat buruk bagi pola pikir anak yang masih dalam tahap perkembangan.

Oleh karena itu, orangtua sebaiknya mempertimbangkan konten tayangan dan skenario dialog dari tayangan yang dikonsumsi anak.

Ada 4 hal yang harus dicermati dalam tayangan anak, jangan sampai menonton yang mengandung unsur-unsur berikut:

1. Kekerasan

Jangan izinkan anak menonton kartun yang menampilkan aksi kekerasan, pertikaian atau pertengkaran.

Kekerasan dalam tayangan tak hanya ditampilkan melalui aksi-aksi tertentu, tetapi juga bisa melalui dialog.

Baca juga: Selain Spongebob SquarePants, Ini 4 Animasi yang Pernah Ditegur KPI

Meski tayangan animasi hanya imajinasi dan mustahil terjadi, anak-anak belum memiliki pemikiran kritis untuk membedakan antara realita dan fantasi.

2. Menampilkan konten SARA

Hindari tayangan kartun yang bermuatan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Tayangan-tayangan tersebut biasanya bersifat menyerang, merendahkan, mencemooh atau memojokkan suku, agama, ras, dan golongan tertentu yang bisa menjadi contoh buruk bagi anak.

Hindari pula tayangan kartun yang bias gender, yang bisa membuat anak sulit berempati dan berdampak buruk bagi kehidupan sosialnya.

3. Mengandung unsur seksual

Selain tidak sesuai dengan usia anak, tayangan yang mengandung unsur seksual juga tidak baik buat perkembangan otaknya yang masih sangat muda.

Kini, masih banyak tayangan kartun anak yang menyuguhkan unsur pornografi atau seksual.

Baca juga: Selain SpongeBob, Ini 13 Program yang Disanksi KPI

Oleh karena itu, orangtua harus lebih waspada terhadap tontotan sang buah hati.

Tayangan bermuatan seksual akan menanamkan pemikiran yang keliru pada anak karena mereka belum bisa membedakan benar dan salah.

Selain itu, anak-anak juga punya rasa ingin tahu dan daya imajinasi yang tinggi sehingga ada kecenderungan untuk meniru.

4. Mendorong sifat konsumtif

Tayangan kartun yang mendorong sifat konsumtif sebaiknya juga dijauhkan dari anak-anak. Misalnya, setelah menonton tayangan tertentu, anak meminta dibelikan barang tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Tren
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Tren
Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Tren
Mengenal Apa Itu 'Cloud Seeding', Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Mengenal Apa Itu "Cloud Seeding", Modifikasi Cuaca yang Dituding Picu Banjir di Dubai

Tren
Warganet Sebut Insentif Prakerja Gelombang 66 Naik Jadi Rp 700.000, Benarkah?

Warganet Sebut Insentif Prakerja Gelombang 66 Naik Jadi Rp 700.000, Benarkah?

Tren
Kasus Pencurian dengan Cara Ganjal ATM Kembali Terjadi, Ketahui Cara Menghindarinya

Kasus Pencurian dengan Cara Ganjal ATM Kembali Terjadi, Ketahui Cara Menghindarinya

Tren
Rusia Tarik Pasukan yang Duduki Azerbaijan Selama 3,5 Tahun Terakhir

Rusia Tarik Pasukan yang Duduki Azerbaijan Selama 3,5 Tahun Terakhir

Tren
PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

PVMBG: Waspadai Potensi Tsunami dari Erupsi Gunung Ruang

Tren
Apakah Hari Kartini 21 April 2024 Tanggal Merah?

Apakah Hari Kartini 21 April 2024 Tanggal Merah?

Tren
Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas

Tren
Ramai soal Efek Samping Obat Sakit Kepala Picu Anemia Aplastik, Perlukah Khawatir?

Ramai soal Efek Samping Obat Sakit Kepala Picu Anemia Aplastik, Perlukah Khawatir?

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Cuaca Ekstrem 18-19 April 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Cuaca Ekstrem 18-19 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Apa itu Rudal Balistik | Sekolah Muhammadiyah di Luar Negeri

[POPULER TREN] Apa itu Rudal Balistik | Sekolah Muhammadiyah di Luar Negeri

Tren
Benarkah Manusia Tidak Dapat Mendengar Suara Ketika di Ruang Angkasa?

Benarkah Manusia Tidak Dapat Mendengar Suara Ketika di Ruang Angkasa?

Tren
6 Potensi Manfaat Sayur Kubis bagi Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol Jahat

6 Potensi Manfaat Sayur Kubis bagi Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com