Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai di Medsos Gubernur Riau Pelesiran ke Thailand Saat Kabut Asap, Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 15/09/2019, 16:11 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah postingan di media sosial Twitter yang menyebut Gubernur Riau jalan-jalan ke Thailand viral. Pasalnya hal itu terjadi di saat Riau tengah dilanda kabut asap yang membuat warga menderita.

Postingan yang diunggah pada Jumat (13/9/2019) tersebut telah dibagikan ulang lebih dari 25 ribu kali, dan disukai lebih dari 18 ribu pengguna Twitter.

Postingan tersebut melampirkan video kabut asap disertai narasi:

“Pak @jokowi tolong cepat tanggap masalah asap di Pekanbaru. Tolong naikan statusnya jadi bencana nasional. Gubernur Riau lg jalan2 ke thailand, klw bukan Pak Jokowi yg ambil tindakan bakal banyak korban
#RiauDibakarBukanTerbakar”

Kompas.com pada Minggu (14/9/2019) mencoba mengkonfirmasi hal tersebut kepada Kepala Biro Humas Protokol Provinsi Riau, Muhammad Firdaus.

Pihaknya menyampaikan saat ini Gubernur Riau sudah kembali dan tengah meninjau lapangan dengan Kapolri dan Panglima TNI.

“Beliau sudah pulang Jumat. Beliau hanya sebentar,” katanya menjelaskan.

Saat disinggung kepergian Gubernur Riau ke Thailand, menurutnya dikarenakan yang bersangkutan harus menghadiri pertemuan serikat menteri bersama Menteri perekonomian dan gubernur-gubernur di Sumatera dalam acara Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

Baca juga: Soal Karhutla dan Kabut Asap, Walhi: Ini Bencana Ekologis

Rapat Khusus

Firdaus juga menyampaikan, sejak hari Jumat, Gubernur Riau sudah menggelar Rakosus tentang penanganan Karhutla dengan Menkopolhukam yang juga dihadiri oleh Gubernur Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kapolda dan Danrem Riau.

Dari rapat tersebut, pada hari Sabtu, Gubernur dan jajarannya selanjutnya menindaklanjuti dengan mengundang wali kota, kapolres, bupati dandim Riau dan juga dihadiri panglima TNI.

Adapun, saat dihubungi, Firdaus menjelaskan bahwa saat ini Gubernur sedang di lapangan meninjau lokasi Kerumutan dan Indragiri Hilir bersama Kapolri dan TNI, karena dari titik hotspot saat ini titik api kebanyakan berada di sekitar daerah tersebut.

Data dari BNPB menyebutkan adanya 27 titik api kategori tinggi di Riau, hingga Minggu (15/9/2019) pagi. Secara umum Kota Pekanbaru juga masih diselimuti asap tipis dengan jarak pandang mencapai 1 kilometer.

Untuk antisipasi karhutla, Pemerintah telah menyiapkan 3 pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (15/9/2019), kualitas udara di Pekanbaru, Riau, terpantau melalui AirVisual masih lebih buruk dibandingkan Jakarta.

Data AirVisual, hingga pukul 07.50 WIB menunjukkan kualitas udara Riau menunjukkan indeks yang tidak sehat dengan parameter Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara sebesar 161.

Indeks tersebut lebih besar dibandingkan Jakarta yakni 156 AQI. Seperti diketahui, Jakarta menempati peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk keempat pada Minggu (15/9/2019) pagi.

Meski begitu, kualitas udara Pekanbaru, Riau pagi ini cenderung lebih baik dibandingkan pada Jumat (13/9/2019), di mana berdasarkan laporan Kompas.com hingga pukul 13.00 WIB kualitas udara di Pekanbaru, Riau tercatat sangat tidak sehat dengan Air Quality Index (AQI) sebesar 264.

Pengukuran udara yang dilakukan AirVisual menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 atau pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI (air quality index).

Baca juga: Atasi Karhutla di Riau, Pemerintah Siagakan 3 Pesawat untuk Hujan Buatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com