Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara Buruk Bikin Sesak Napas, Begini Penanganannya

Kompas.com - 14/09/2019, 18:25 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Riau akhir-akhir ini sedang dikepung asap hasil kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Tak hanya jarak pandang dan aktivitas yang terganggu, paparan asap karhutla mengakibatkan beberapa gangguan, termasuk kesulitan bernapas, iritasi tenggorokan, siritasi mata, sinus, baruk, hingga sesak napas.

Tak hanya keadaan udara di Riau saja yang bisa membuat kita mengalami gangguan pernapasan. Kualitas udara buruk seperti yang belakangan dilaporkan di beberapa lokasi seperti Jakarta dan sekitarnya juga bisa menimbulkan gangguan sesak napas.

Dilansir dari Medical News Today, Sabtu (14/9/2019), sesak napas adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan mengambil pasokan udara. Kondisi ini bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Sementara istilah medis untuk sesak napas adalah dispnea.

Jika Anda atau kerabat merasa sesak napas akibat dari asap kebakaran, ada cara yang bisa dilakukan di rumah, kecuali kondisi tersebut merupakan darurat medis, dengan beberapa cara, seperti:

Baca juga: 12 Orang Jadi Korban Asap Karhutla Riau, Mayoritas Anak-anak dan Ibu Menyusui

Ambil napas secara dalam

Bernapas secara dalam dapat membantu seseorang mengatasi sesak napas. Untuk melakukan hal ini, seseorang harus berbaring dan letakkan tangan di atas perut.

Lalu ambil napas dalam-dalam melalui hidung. Jangan lupa untuk melebarkan perut dan membiarkan paru-paru dipenuhi oleh udara. Setelah itu, tahan napas selama beberapa detik lalu keluarkan melalui mulut.

Lakukan cara ini berkali-kali selama lima hingga 10 menit. Cara ini dapat dilakukan beberapa kali sehari atau ketika seseorang sering mengalami sesak napas. Namun ingat, yang terpenting adalah dengan bernapas secara perlahan dan dalam.

Menggunakan kipas angin

Para peneliti percaya bahwa kipas angin dapat meniupkan udara ke seluruh hidung dan wajah. Hal ini bisa mengurangi sesak napas.

Menghirup uap

Menghirup uap dapat membantu menjaga saluran hidung tetap bersih sehingga memudahkan seseorang untuk bernapas. Panas dan uap yang timbul juga bisa memecah lendir di paru-paru yang juga dapat mengurangi sesak napas.

Untuk mencoba cara ini, Anda perlu menyiapkan mangkuk dengan air panas. Lalu tuang beberapa tetes minyak essensial peppermint atau eucalyptus. Kemudian letakkan wajah di atas mangkuk air dengan handur yang berada di atas kepala.

Pastikan handuk dapat mennutup seluruh kepala, sehingga uap air tidak keluar dan dapat langsung menuju ke hidung. Lalu hirup napas dalam-dalam.

Namun perhatikan, air yang digunakan harus didinginkan beberapa saat jika baru saja direbus. Jika tidak, maka uap air tersebut dapat merusak kulit wajah.

Baca juga: Kualitas Udara Buruk, 36.000 Kematian Dini Bisa Terjadi Jika Karhutla Terus Berlanjut

Minum kopi hitam

Selain beberapa cara di atas, Anda bisa mengurangi sesak napas dengan minum kopi hitam. Minuman ini dapat digunakan sebagai obat rumahan dan mampu mengobati sesak napas.

Ini karena, kandungan kafein di dalamnya mampu mengurangi kelelahan pada otot-otot yang menjadi jalan masuknya napas seseorang.

Selain itu, beberapa penelitian menemukan, bahwa kafein dapat meningkatkan detak jantung seseroang. Meski begitu, Anda perlu memperhatikan asupan kafein dan memastikan agar tidak terlalu banyak mengonsumsi kopi.

Makan jahe

Mengonsumsi jahe segar atau membuatnya menjadi minuman hangat dapat membantu mengurangi sesak napas yang disebabkan oleh infeksi pernapasan.

Meski perawatannya dapat dilakukan di rumah, namun penting agar memeriksakannya ke dokter dan mengetahui penyebab pasti sesak napas.

Lebih lanjut, seseorang harus segera mencari perawatan medis jika tiba-tiba mengalami sesak napas yang parah, dan memiliki sesak atau rasa sakit di dada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com