Tugas dari organ tersebut adalah menghasilkan cairan bola mata yang disebut akuos humor.
Dalam keadaaan normal, akuos humor mengalir melalui pupil, lalu ke sudut bilik mata depan dan ke luar melalui jaringan-jaringan pada bilik mata depan yang disebut anyaman trabekulum.
Pada penderita glaukoma, terdapat gangguan pada sistem pembentukan dan pengeluaran cairan akuos humor sehingga tekanan bola mata menjadi tinggi.
Gejala awal penderita glaukoma umumnya adalah hilangnya penglihatan tepi atau samping.
Akan tetapi, gejala ini biasa tidak terlalu dirasakan oleh penderita.
Glaukoma, yang biasa disebut “pencuri penglihatan”, kerap luput dari perhatian hingga akhirnya mengalami kebutaan.
Gejala glaukoma ke tingkat yang lebih parah biasanya diikuti dengan gejala berikut:
Untuk mendeteksi glaukoma, Anda bisa menjalani pemeriksaan lengkap dengan spesialis mata setiap 1 atau 2 tahun sekali.
Dipublikasikan oleh JEC Eye Hospitals and Clinics pada Desember 2018, berikut ini beberapa penjelasan tentang jenis-jenis glaukoma:
1. Glaukoma primer sudut terbuka
Glaukoma jenis ini menyebabkan tekanan mata meninggi secara perlahan.
Akibatnya, timbul kerusakan saraf optic dan biasanya menyerang orang berusia lebih dari 40 tahun.
Glaukoma primer sudut terbuka juga bisa menyerang golongan orang usia di bawah 40 tahun bahkan anak-anak, namun hal itu hanya terjadi dengan presentase sedikit.
Glaukoma jenis ini penglihatan perifer atau tepi dan penglihatan malam hari akan terpengaruh terlebih dahulu sebelum penglihatan sentral pada penderita.
2. Glaukoma primer sudut tertutup akut
Umumnya, glaukoma ini menyerang usia lanjut dan paruh baya. Glaukoma jenis inilah yang banyak menyerang penduduk Asia termasuk Indonesia.
Tekanan cairan pada glaukoma primer sudut tertutup akut timbul seketika dengan tekanan cairan yang meningkat cepat dan drastis dalam mata.
Akibatnya, tekanan bola mata mendadak tinggi dan menimbulkan berbagai gejala klinis.