Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prestasi BJ Habibie, dari Pimpin Proyek N250 hingga Peroleh Penghargaan Bergengsi Edward Warner

Kompas.com - 12/09/2019, 08:38 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie meninggal dunia karena sakit di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019).

Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan 25 Juni 1936 lalu ini dikenal memiliki segudang prestasi, salah satunya adalah dalam ilmu dirgantara.

Diberitakan Kompas.com (17/12/2015), Habibie adalah orang Asia pertama yang menorehkan prestasi di kiblat penerbangan sipil dunia, di Montreal, Kanada.

Selain itu, kehebatan Habibie juga diakui oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

ICAO memberikan penghargaan Edward Warner Award kepada Habibie.

Alasan ICAO memberikan penghargaan tersebut adalah karena Habibie dianggap menjadi perintis atau berkontribusi besar terhadap penerbangan sipil dunia.

Masih dari sumber yang sama menyebutkan, sepanjang sejarah, Habibie adalah orang ke-28 dari 39 yang menerima penghargaan Edward Warner Award.

Selain itu, ICAO beranggapan bahwa Habibie berjasa atas pengembangan desain pesawat di dunia, dan kemajuan industri dirgantara di Indonesia. Ia mendapat penghargaan tersebut pada tahun 1994.

"Pak Habibie memang insinyur hebat yang punya pemikiran yang melampaui zamannya," kata Atase Perhubungan RI di Kanada dan perwakilan Indonesia di ICAO, Agoes Soebagio, kepada Kompas.com, Rabu (16/12/2015).

Perlu untuk diketahui, pemenang Edward Warner Award bukanlah orang atau organisasi sembarangan.

Beberapa nama bersejarah lain di dunia juga pernah mendapatkan pengahrgaan tersebut, contohnya pengembang helikopter Igor Sikorsky.

Tak hanya Igor dan Habibie, orang pertama yang melakukan penerbangan tunggal melintasi Atlantik Utara dari New York menuju Paris, Charles Lindbergh, juga pernah mendapat penghargaan ini.

Nama penghargaan Edward Warner Award diambil dari pionir dirgantara asal negeri Paman Sam, Amerika Serikat sekaligus pendiri ICAO yakni Edward Warner.

Baca juga: Buya Syafii: Kata Bu Ainun, Pak Habibie adalah Manusia Tersulit di Muka Bumi

Pesawat N250 Gatot Kaca

Masih dari sumber yang sama, Habibie tidak hanya mendapatkan penghargaan dari internasional saja, kiprahnya di dalam negeri juga turut menuai kesuksesan.

Habibie adalah orang yang mengembangkan industri dirgantara Indonesia bersama Pesawat terbang Nusantara (saat ini PT Dirgantara Indonesia).

Kiprahnya dalam memimpin dunia dirgantara dalam negeri juga bisa dibilang sukses mencetak sejumlah insinyur di Industri penerbangan di IPTN/PT DI.

Pada tahun 1974, Habibie ditunjuk oleh Presiden Soeharto untuk menjadi CEO dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

Empat tahun berselang, tepatnya tahun 1978, Habibie naik pangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Ia juga tercatat memimpin proyek pesawat N250 Gatot Kaca pada tahun 1978, pesawat pertama buatan Indonesia.

Rancangan pesawatnya dapat terbang tanpa mengalami "Dutch Roll", istilah untuk pesawat yang oleng.

Pesawat itu juga pesawat turbotrop di dunia yang menggunakan "Fly by Wire" dengan jam terbang 900 jam.

Kini beliau telah berpulang, Selamat Jalan Pak Habibie.

Baca juga: Asal Usul Nama Habibie dan Prestasinya yang Jadi Sumber Inspirasi

(Sumber: Kompas.com/Aswab Nanda Pratama, Akbar Bhayu Tamtomo/Bayu Galih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com