Di titik tertentu, mereka masih memikirkan apakah ingin bertahan hidup atau bulat memilih mati dengan cara yang ingin mereka tempuh, karena sebenarnya mati bukanlah keinginan yang sesungguhnya.
Hal yang sebenar-benarnya mereka inginkan adalah memiliki dorongan untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada, namun bukan dengan jalan mengakiri semuanya.
Mitos keempat yang juga banyak tertanam di pikiran masyarakat luas adalah tuduhan bahwa orang yang mati karena bunuh diri adalah orang-orang yang tidak berupaya mencari bantuan.
Padahal faktanya, berdasarkan penelitian yang dilakukan lebih dari setengah pelaku bunuh diri merupakan pernah menghubungi bantuan medis dalam jangka waktu 6 bulan sebelum kematiannya.
Mitos terakhir adalah kekeliruan masyarakat yang menganggap membicarakan bunuh diri di hadapan orang yang memiliki niat ke arah sana adalah hal yang membuat dia semakin terinspirasi untuk melakukan keinginannya.
Oleh karena itu, banyak orang yang memilih untuk menghindari topik obrolan bunuh diri ketika berbicara dengan mereka yang terdeteksi memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup dengan cara pintas ini.
Padahal, faktanya adalah sebaliknya. Membicarakan bunuh diri dengan orang yang memiliki keinginan untuk melakukannya adalah hal yang sangat disarankan.
Mengapa? Karena dari pembicaran itu akan muncul keterbukaan dan diskusi yang sangat membantu penderita untuk bisa terbebas dari pikirannya mengakhiri hidup.
Baca juga: Evakuasi Perempuan yang Coba Bunuh Diri dari Bawah Jembatan Butuh Waktu 3,5 Jam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.