Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Perjalanan Melankoli “Reunification Express” dalam 36 Jam

Kompas.com - 09/09/2019, 23:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Meskipun layanan yang ada saat ini tidak serupa dengan pendahulunya saat masih berada di masa kolonial Perancis, namun bagi sebagian wisatawan seperti Hanh (bukan nama aslinya) seorang nenek berusia 60 tahun dari kota Hai Duong di utara, perjalanan kereta ini seakan-akan menghubungkannya kembali dengan kenangan masa kecilnya.

“Saat itu adalah masa-masa sulit. Saat itu, kami hanya dapat melakukan perjalanan di Vietnam Utara dan kereta-keretanya kotor serta penuh sesak. Saat ini, layanannya sudah jauh lebih baik,” senyum masamnya tergurat saat Hanh mengenang masa kecilnya.

Dia pun ingat saat dirinya masih seorang gadis kecil, bertanya-tanya apakah kereta api melaju di atas tanah atau air. Sekarang, ia bertekad menyelesaikan perjalanan satu arah itu.

Dia akan kembali ke Hanoi dengan pesawat setelah bertemu dengan kerabatnya dan menghabiskan waktu dengan sanak saudaranya di Selatan.

Perjalanan kereta api ini memang sangat panjang. Banyak waktu dihabiskan menatap keluar jendela, merenung dan melihat pemandangan – sawah yang membentang sejauh mata memandang, ladang jagung, kebun sayuran dan kolam teratai – merupakan bukti meningkatnya kesejahteraan daerah pedesaan Vietnam.

Bunyi derak rangkaian kereta mendengung seiring dengan laju kereta api, serta irama monoton yang seakan-akan menyelimuti diri. Suasana yang ada seolah-olah membentuk gelembung yang turut menenangkan suasana hati.

Selama perjalanan kereta ini, pikiran kita seakan-akan melayang: baik ke masa lalu, mendekap kembali kenangan seperti sang nenek Hanh; dan ke masa yang akan datang, saat menyaksikan anak-anak kecil bermain.

Saya banyak menghabiskan waktu di pesawat, hilir mudik ke sana ke mari untuk menghadiri pertemuan makan siang atau makan malam, dan menghadiri rapat-rapat, sehingga bagi saya, perjalanan kereta api merupakan suatu kemewahan.

Hal ini mengingatkan saya pada waktu di mana saya tidak harus bergegas tanpa henti, sebelum kepadatan jadwal mengekang spontanitas kehidupan sehari-hari saya.

Di akhir perjalanan, kemungkinan besar Anda akan merasa tidak nyaman setelah duduk dan berbaring selama berjam-jam, lebih tepatnya 36 jam.

Namun, bagaimana pun ini adalah perasaan melankolis yang hangat – karena terbebas dari ponsel akibat jaringan yang tidak menentu – yang akan membuat Anda merasa lelah namun puas setelah menghabiskan waktu sendirian dengan pikiran Anda.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com