Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PB Djarum Hentikan Audisi 2020, Apa yang Dimaksud Eksploitasi Anak?

Kompas.com - 09/09/2019, 06:00 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar mengenai rencana dihentikannya audisi umum beasiswa bulu tangkis PB Djarum tahun depan mendapat sorotan masyarakat Indonesia. Pasalnya, selama ini PB Djarum dianggap sebagai salah satu pencetak para pebulu tangkis andalan Indonesia.

Alasan PB Djarum sendiri menghentikan audisi beasiswa bulu tangkis tahun depan adalah tudingan eksploitasi anak.

Namun, sebenarnya, apa dan bagaimana anak dapat disebut dieksploitasi?

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan, bahwa lembaga dinyatakan telah mengeksploitasi anak bila menggunakan badan anak sebagai iklan.

"Undang-undang No. 35 Tahun 2004 telah mengatakan, menggunakan badan anak sebagai iklan itu adalah eksploitasi," kata Seto Mulyadi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/9/2019) malam.

Baca juga: 206 Peserta Lolos Tahap Screening Audisi PB Djarum 2019 Purwokerto

Kak Seto, panggilan akrabnya, menyatakan, anak-anak tidak boleh dijadikan alat untuk sponsor atau iklan, terlebih sesuatu yang diiklankan tersebut adalah hal berbahaya bagi kehidupan mereka, yaitu rokok.

Oleh sebab itu, dia menyayangkan pihak PB Djarum yang telah memasang nama brand rokok di baju yang dikenakan anak-anak saat audisi.

Ia menjelaskan, bila PB Djarum ingin membangun bangsa melalui olahraga, apa salahnya bila tidak memasang nama brand rokoknya di badan anak karena hal itu adalah sesuatu yang bertentangan dengan makna yang akan diajarkan untuk anak.

"Anak kan harus hidup sehat, anak juga harus berolahraga, tetapi dibenturkan dengan sesuatu yang bertentangan yaitu rokok," katanya.

Menurutnya, rokok mengandung zat adiktif dan dinyatakan berbahaya bagi anak-anak.

Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga menuding bahwa PB Djarum telah memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.

Kak Seto menganggap, apa yang dilakukan oleh KPAI sudah benar.

"Yang dilakukan oleh KPAI itu sudah tepat, melarang eksploitasi anak melalui iklan dan bukan melarang audisinya," lanjutnya.

Dirinya berpendapat bahwa KPAI hanya menunjuk peraturan yang sudah ada, bahwa penggunaan rokok sebagai sponsor dalam kegiatan olahraga adalah dilarang.

 

Selain itu, lanjut Kak Seto, ada Undang-Undang tentang perlindungan anak mengatakan bahwa badan anak tidak boleh sebagai bahan eksploitasi.

"Walaupun hanya kata-kata Djarum saja, hal itu sudah termasuk eksploitasi," paparnya.

Kak Seto berpesan, bahwa pihak PB Djarum harus duduk bersama dengan Menpora agar pembinaan atlet usia muda tidak terputus.

Selain itu, ia mengingatkan kepada masyarakat bahwa tidak benar KPAI yang bertujuan melindungi anak Indonesia lalu menjadi mempersulit anak-anak untuk mewujudkan cita-citanya menjadi pebulu tangkis.

Baca juga: Sederet Atlet Jebolan PB Djarum, dari Liem Swie King hingga Kevin Sanjaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Deteksi Sinyal Baru yang Diduga dari Pesawat MH370, Akankah Segera Ditemukan?

Peneliti Deteksi Sinyal Baru yang Diduga dari Pesawat MH370, Akankah Segera Ditemukan?

Tren
Bisakah Naik Kereta Api atau Pesawat jika KTP Hilang?

Bisakah Naik Kereta Api atau Pesawat jika KTP Hilang?

Tren
Daftar Top Skor EURO Sepanjang Masa, Cristiano Ronaldo Kokoh di Puncak

Daftar Top Skor EURO Sepanjang Masa, Cristiano Ronaldo Kokoh di Puncak

Tren
3 Cara Cek Estimasi Keberangkatan Haji, Ada 221.000 Kuota untuk 2025

3 Cara Cek Estimasi Keberangkatan Haji, Ada 221.000 Kuota untuk 2025

Tren
Sering Kesemutan seperti Tersetrum, Wanita Ini Ternyata Idap Kanker Darah

Sering Kesemutan seperti Tersetrum, Wanita Ini Ternyata Idap Kanker Darah

Tren
Kisah 'Man from Taured' yang Pernah Hebohkan Jepang, Klaim Berasal dari Dunia Paralel

Kisah "Man from Taured" yang Pernah Hebohkan Jepang, Klaim Berasal dari Dunia Paralel

Tren
Suplemen yang Perlu Dikonsumsi Wanita Berusia 50 Tahun ke Atas

Suplemen yang Perlu Dikonsumsi Wanita Berusia 50 Tahun ke Atas

Tren
Ramai soal Daftar 'Makeup' China Disebut Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM

Ramai soal Daftar "Makeup" China Disebut Mengandung Karsinogen, Ini Kata BPOM

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 20-21 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Peserta SNBT Tunarungu Gagal Lolos Usai Diminta Lepas Alat Bantu Dengar | Kata KAI Services soal Makanan Kedaluwarsa di Kereta

[POPULER TREN] Peserta SNBT Tunarungu Gagal Lolos Usai Diminta Lepas Alat Bantu Dengar | Kata KAI Services soal Makanan Kedaluwarsa di Kereta

Tren
Daftar Pemain Tertua dan Termuda Euro 2024, Ada Pepe

Daftar Pemain Tertua dan Termuda Euro 2024, Ada Pepe

Tren
7 Suplemen yang Bermanfaat untuk Memperbaiki Kualitas Tidur, Apa Saja?

7 Suplemen yang Bermanfaat untuk Memperbaiki Kualitas Tidur, Apa Saja?

Tren
Sering Mual Setelah Begadang? Ternyata Ini 3 Penyebabnya

Sering Mual Setelah Begadang? Ternyata Ini 3 Penyebabnya

Tren
Muncul Fenomena “Heat Dome” di Amerika Serikat, Apa Itu?

Muncul Fenomena “Heat Dome” di Amerika Serikat, Apa Itu?

Tren
Wanita Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Gym, Pakar: Idealnya Posisi 'Treadmill' Menghadap Jendela

Wanita Tewas Terjatuh dari Lantai 3 Gym, Pakar: Idealnya Posisi "Treadmill" Menghadap Jendela

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com