Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanaman Obat yang Jadi Mudarat (3): Coca, Kokain, dan Coca Cola

Kompas.com - 07/09/2019, 06:45 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

Wine buatan Mariani dijual botolan, ke botol yang saat ini kita kenal sebagai botol Coca-cola.

Lahirnya Coca-cola

Coca-cola sendiri saat itu baru ditemukan oleh dokter asal Amerika bernama John Synth Pemberton. Pemberton membaca salah satu iklan wine Mariani dan terinspirasi membuat minuman serupa.

Berdasarkan iklan yang dilihatnya, wine itu tak hanya mengandung koka, namun juga ekstrak kacang cola Afrika.

Setelah berhasil meracik minuman serupa wine Mariani, Pemberton mengiklankannya sebagai minuman untuk mengatasi siksaan mental, sekaligus memberi rangsangan seksual. Lahirlah minuman yang kita kenal sekarang sebagai Coca-cola.

Sayangnya, Pemberton harus mengubah ramuannya. Pasalnya saat itu Atlanta melarang peredaran dan konsumsi alkohol.

Ia mengubah wine menjadi racikan coca, lemon, gula, vanila, dan berbagai bahan lainnya. Coca-cola yang baru tak lagi mengandung alkohol.

Coca-cola populer dan digemari. Namun saat itu kekhawatiran muncul sebab daun koka yang digunakan, rupanya datang dari sumber yang sama dengan yang digunakan oleh produsen kokain.

Di awal abad 20, Amerika Serikat menghadapi banjirnya narkotika. Kokain salah satu yang populer. Amerika Serikat akhirnya membuat undang-undang yang melarang peredaran narkotika, termasuk kokain.

Salah satu yang gencar memerangi kokain saat itu adalah Dr. Harvey WIley, kepala Biro Kimia di Departemen Agrikultur. Ada pula Henry Anslinger, Kepala Biro Narkotika. Mereka adalah figur-figur yang mencari nafkah dari perang terhadap narkoba.

Bersamaan dengan ganja saat itu, kokain dicap sebagai sumber penyakit mental dan kriminalitas.

Wiley membuat penyelidikan terhadap Coca-cola yang saat itu diyakini mengandung kokain. Kesuksesan Coca-cola dituduh mendukung peredaran kokain.

Padahal, kandungan kokain dalam Coca-cola saat itu terbilang rendah, tak sampai membuat mabuk. Pemberton tak pernah mengakui adanya kokain dalam Coca-cola.

Coca-cola bahkan disebut mendorong laki-laki untuk bermasturbasi, aktivitas seksual yang masih dianggap kelainan saat itu.

Para petinggi perusahaan Coca-cola diseret ke pengadilan pada 1911. Cap buruk dari pemerintah justru mendorong penjualan mereka.

Coca-cola akhirnya sepakat untuk kembali mengubah bahan dasarnya. Tak lagi menggunakan koka, dan mengurangi kadar kafein, yang saat itu juga dianggap narkotika.

Begitulah sejarah mencatat daun koka. Tanaman herbal yang membantu manusia selama ribuan tahun yang kemudian melahirkan kokain, bubuk putih paling ditakuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com