Wine buatan Mariani dijual botolan, ke botol yang saat ini kita kenal sebagai botol Coca-cola.
Coca-cola sendiri saat itu baru ditemukan oleh dokter asal Amerika bernama John Synth Pemberton. Pemberton membaca salah satu iklan wine Mariani dan terinspirasi membuat minuman serupa.
Berdasarkan iklan yang dilihatnya, wine itu tak hanya mengandung koka, namun juga ekstrak kacang cola Afrika.
Setelah berhasil meracik minuman serupa wine Mariani, Pemberton mengiklankannya sebagai minuman untuk mengatasi siksaan mental, sekaligus memberi rangsangan seksual. Lahirlah minuman yang kita kenal sekarang sebagai Coca-cola.
Sayangnya, Pemberton harus mengubah ramuannya. Pasalnya saat itu Atlanta melarang peredaran dan konsumsi alkohol.
Ia mengubah wine menjadi racikan coca, lemon, gula, vanila, dan berbagai bahan lainnya. Coca-cola yang baru tak lagi mengandung alkohol.
Coca-cola populer dan digemari. Namun saat itu kekhawatiran muncul sebab daun koka yang digunakan, rupanya datang dari sumber yang sama dengan yang digunakan oleh produsen kokain.
Di awal abad 20, Amerika Serikat menghadapi banjirnya narkotika. Kokain salah satu yang populer. Amerika Serikat akhirnya membuat undang-undang yang melarang peredaran narkotika, termasuk kokain.
Salah satu yang gencar memerangi kokain saat itu adalah Dr. Harvey WIley, kepala Biro Kimia di Departemen Agrikultur. Ada pula Henry Anslinger, Kepala Biro Narkotika. Mereka adalah figur-figur yang mencari nafkah dari perang terhadap narkoba.
Bersamaan dengan ganja saat itu, kokain dicap sebagai sumber penyakit mental dan kriminalitas.
Wiley membuat penyelidikan terhadap Coca-cola yang saat itu diyakini mengandung kokain. Kesuksesan Coca-cola dituduh mendukung peredaran kokain.
Padahal, kandungan kokain dalam Coca-cola saat itu terbilang rendah, tak sampai membuat mabuk. Pemberton tak pernah mengakui adanya kokain dalam Coca-cola.
Coca-cola bahkan disebut mendorong laki-laki untuk bermasturbasi, aktivitas seksual yang masih dianggap kelainan saat itu.
Para petinggi perusahaan Coca-cola diseret ke pengadilan pada 1911. Cap buruk dari pemerintah justru mendorong penjualan mereka.
Coca-cola akhirnya sepakat untuk kembali mengubah bahan dasarnya. Tak lagi menggunakan koka, dan mengurangi kadar kafein, yang saat itu juga dianggap narkotika.
Begitulah sejarah mencatat daun koka. Tanaman herbal yang membantu manusia selama ribuan tahun yang kemudian melahirkan kokain, bubuk putih paling ditakuti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.