KOMPAS.com – Kerusakan parah dan jatuhnya 7 korban tewas dilaporkan terjadi di wilayah Bahama, Kuba, Florida, Amerika Serikat akibat terpaan Badai Dorian yang terjadi pada Selasa (3/9/2019) malam waktu setempat.
Badai ini disebut sebagai yang paling mematikan untuk kawasan Karibia, dan apa yang terjadi kali ini disebut oleh sang Perdana Menteri Bahama Hubbert Minnis sebagai krisis nasional terbesar yang pernah terjadi di sana.
“Kami ada di tengah-tengah salah satu krisis nasional terbesar dalam sejarah negara kami,” kata Minnis saat konferensi pers, sebagaimana dilaporkan oleh Associated Press, Rabu (4/9/2019).
Selain 7 kematian yang sudah terkonfirmasi hingga saat ini, badai yang terdiri dari angin kencang disertai hujan yang membawa banjir dan lumpur coklat telah menghancurkan ribuan rumah, melumpuhkan berbagai fasilitas publik.
Warga pun terisolasi di loteng rumah mereka, karena air banjir yang membawa lumpur mencapai ketinggian atap rumah atau pohon-pohon palem.
Baca juga: Miliarder AS dan Putrinya Tewas dalam Kecelakaan Helikopter di Bahama
Juru Bicara Palang Merah Matthew Cochrane menyebut lebih dari 13.000 rumah atau sekitar 45 persen rumah di Grand Bahama dan Abaco rusak parah atau hancur.
Sementara itu, terdapat sekitar 62.000 warga di sana yang membutuhkan air minum bersih juga makanan.
Untuk gelombang pertama, Palang Merah memberikan bantuan sebesar 500.000 dollar AS atau setara dengan 7 miliar rupiah.
Petugas dari Badan Manajemen Darurat Nasional Bahama Tammy Mitchell mengatakan akan segera menjangkau masyarakat yang terjebak dan membutuhkan bantuan.
“Kami tidak ingin masyarakat mengira kami melupakan mereka, kami tahu bagaimana kondisinya,” kata Mitchell kepada radio ZNS Bahama, Rabu (4/9/2019).
Mereka menjangkau warga yang terjebak dengan menggunakan jet ski dan perahu untuk menembus perairan dan menyelamatkan siapapun ke tempat yang lebih tinggi.
Kawasan pulau ini porak poranda, jika dilihat dari foto udara hampir sebagian besar wilayah Bahama rata dengan tumpukan puing rumah yang hancur. Ada juga perahu-perahu yang terjungkal di tengah daratan yang terbawa oleh badai yang menyerang.
Baca juga: Gratis Jelajahi Dasar Laut Bahama Hingga 1 Km Bersama Kapal BBC, Mau?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.