Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Anjing Serang ART Hingga Tewas, Apa yang Perlu Kita Pahami?

Kompas.com - 03/09/2019, 17:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang asisten rumah tangga bernama Yayan (35) meninggal akibat digigit anjing peliharaan majikannya yang berjenis Belgian Malinois.

Belakangan diketahui, majikannya merupakan seorang pembawa acara di televisi bernama Bima Aryo yang juga seorang penyayang anjing.

Dia memiliki dua anjing dengan jenis yang sama, bernama Sparta dan Anubis. Namun, hingga saat ini masih belum diketahui anjing mana yang melakukan serangan hingga menghilangkan nyawa Yayan.

Kasus ini menimbulkan sejumlah pertanyaan. Anjing yang selama ini dikenal sebagai sahabat manusia mengapa bisa berperilaku begitu agresif hingga menyebabkan kematian pada manusia.

Ternyata, terdapat sejumlah hal yang bisa mengubahnya menjadi sesosok hewan yang ganas, salah satu yang paling utama adalah kesalahan bentuk pelatihan yang diberikan.

Baca juga: Fakta-fakta tentang Kasus Anjing Serang ART hingga Tewas

Hal ini disampaikan oleh Pendiri Jakarta Animal Aid Network Karin Franken.

"Ya cara melatihnya, karena tidak ada anjing lahir agresif, semua anjing sebenarnya punya sifat yang social dan friendly," kata Karin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/9/2019) melalui WhatsApp.

Dia pun mencontohkan salah satu anjing yang pernah ia selamatkan bernama Toby. Awalnya, Toby memiliki perilaku yang sulit diatur. Akan tetapi, setelah mendapatkan pelatihan yang sesuai dia bisa berperilaku baik.

"Setelah dilatih, disosialisasi, ya dia jadi manis banget dan saya selalu ajak dia ke sekolah-sekolah untuk kasih presentasi soal animal welfare," ujar perempuan berdarah Belanda ini.

Kandang anjing milik presenter televisi Bima Aryo yang menerkam pembantu rumah tangga bernama Yayan hingha tewas, Jumat (30/8/2019).KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI Kandang anjing milik presenter televisi Bima Aryo yang menerkam pembantu rumah tangga bernama Yayan hingha tewas, Jumat (30/8/2019).

Di luar masalah pelatihan yang tidak sesuai, Karen tidak meyakini tidak ada masalah lain dengan anjing-anjing peliharaan Bima, seperti stres, kelaparan, lingkungan, dan sebagainya.

"Saya kira tidak, Bima orangnya baik dan sangat sayang sama semua anjingnya dan semua terawat dengan baik," ujarnya.

Karen tetap menyebut kesalahan metode pelatihan menjadi sebab utama dari peristiwa ini.

"Dilatih sebagai protection dog tapi kesalahannya adalah Sparta agresif, seharusnya dia mengikuti perintah pemiliknya," sebut Karin.

Baca juga: Usai Diobservasi, Seluruh Anjing Milik Bima Aryo Tidak Boleh Kembali ke Kandang Semula

Sementara itu, drh. Rosa Rika Wahyuni, seorang dokter hewan yang kini menjadi Ketua BKSDA Aceh, menyebut secara umum terdapat beberapa hal yang bisa membuat seekor anjing menjadi agresif.

"Mengenai behavior satwa atau anjing, banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya sakit atau luka, perubahan lingkungan (orang-orang atau tempat baru), perubahan kebiasaan atau rutinitas, juga mempertahankan diri atau melindungi anak, kadang juga menjaga makanan dari rampasan yang lain," jelasnya.

Diketahui sebelumnya, akibat serangan itu, Yayan mendapatkan sejumlah luka di tubuhnya seperti bagian dada dan leher hingga akhirnya meninggal dunia pada akhir Agustus lalu, meski sudah dilarikan ke rumah sakit.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, keluarga Bimo Aryo telah menyerahkan uang duka sebesar Rp 60 juta kepada keluarga Yayan. Meskipun begitu, kasus ini masih ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.

Baca juga: Asisten Rumah Tangga Tewas Digigit Anjing Majikan di Cipayung

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com