Demikian pula dengan creamer yang dapat meningkatkan kolesterol LDL atau makanan berlemak dan berkalori tinggi.
Sementara, kafein yang terkandung pada kopi menyebabkan hipertensi, bukan kolesterol.
"Saat minum kopi, kafein masuk ke aliran darah. Hormon adrenalin yang membuat kita terjaga, sehingga tekanan darah akan terpengaruh dan semakin meningkat," ujar Anggrahini saat dihubungi secara terpisah, Kamis siang.
Meski demikian, Tan menjelaskan, walaupun mengonsumsi kopi dengan filter atau penyaring kopi modern (berwujud kertas atau kain), cafestol akan tetap terbawa dalam kopi yang kita minum, walaupun lebih sedikit.
Dengan demikian, cafestol ini berisiko menyebabkan kolesterol pada tubuh.
"Jadi kebayang kan, jika ada orang hipertensi, diabetes, dan ada pengentalan darah tinggi, namun tetap saja masih saja ngopi, itu nanti efeknya baru kerasa setelah jatuh sakit," ujar Tan.
Kesimpulannya, kandungan cafestol pada kopi bisa menyebabkan kolesterol. Sementara, kafein pada kopi bisa menyebabkan hipertensi jika dikonsumsi berlebihan.
Menyoal manfaat kopi tanpa gula yang disebut mampu meningkatkan kecerdasan dan daya ingat, Tan juga membantah hal itu.
"Manfaat meningkatkan kecerdasan itu ngaco. Jadi, semua peminum kopi cerdas dong, tapi kok enggak boleh buat anak-anak?" ujar Tan.
Demikian pula informasi yang menyebutkan manfaat kopi yang mampu membuang racun di perut dan urin.
Tan menegaskan, informasi itu tidak benar.
"Itu karena efek diuretik kopi. Jadi, orang buang air kecil lebih sering, tapi bukan berarti membersihkan apalagi buang racun," ujar Tan.
Selain itu, dokter yang juga seorang penulis buku ini, mengungkapkan, tidak hanya kopi yang memiliki manfaat antioksidan, tetapi semua senyawa alam dari tumbuhan ada.
Adapun, mengenai manfaat kandungan pada kopi, seperti mineral, vitamin, nutrisi, dan kalori, Tan juga membantah hal tersebut.
"Soal persenan itu dihitung dari mana? Jika menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) ya ngaco," ujar Tan.