Krakatau memuntahkan abu vulkanik setinggi 50 mil dan menyebabkan langit menjadi gelap dan berlangsung dari pagi hingga malam.
Letusan itu memincu serangkaian bencana alam yang dirasakan hingga ke seluruh dunia.
Tak hanya itu, letusan Krakatau bahkan menutupi atmosfer dan berakibat pada turunnya suhu di seluruh dunia.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 16 Agustus 1977, Elvis Presley Meninggal Dunia
Dari 35.500 korban meninggal, 31.000 di antaranya karena tsunami yang muncul setelah materi letusan gunung mengalir deras ke laut.
Sebanyak 4.500 orang hangus akibat aliran piroklastik yang menerjang ke pemukiman setelah berguling di atas permukaan laut.
Seperti diketahui bahwa kompleks Krakatau terdiri dari empat pulau, yaitu Rakata, Setung, Panjang, dan Anak Krakatau.
Tiga yang pertama membentuk formasi caldera, sedangkan Anak Krakatau mulai aktif kembali sejak 20 Januari 1930 hingga sekarang.
Aktivitas Anak Krakatau terakhir terjadi pada 22 Desember 2018.
Akibat erupsi Anak Krakatau, terjadi tsunami di Selat Sunda yang menghantam Banten dan Lampung.