Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

258 Napi Lapas Sorong Kabur, Beberapa Sudah Dikembalikan Keluarga

Kompas.com - 20/08/2019, 12:53 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Massa aksi yang melakukan demonstrasi di Sorong, Papua Barat, turut membakar Lembaga Pemasyarakatan Klas II Sorong, Senin (19/8/2019).

Kejadian ini menyebabkan 258 narapidana kabur, sementara sisanya sebanyak 289 napi masih berada di lapas.

Berdasarkan laporan jurnalis KompasTV, Flora Batlayeri, sejumlah napi yang kabur sudah kembali. Hal ini berkat bantuan pihak keluarga yang mengembalikan napi tersebut sejak Senin malam hingga Selasa (20/8/2019) pagi.

Namun, belum diketahui secara pasti berapa banyak napi yang telah kembali. Hingga saat ini, menurut Flora, petugas lapas masih mencari napi yang masih kabur dan melibatkan masyarakat.

Baca juga: Fakta Pasca-Kerusuhan di Sorong, Kantor Polisi Jadi Sasaran hingga Napi Kabur

Petugas juga meminta pihak keluarga mengembalikan keluarga mereka yang kabur dari lapas.

Terkait kondisi Sorong secara umum, Flora menyebut bentrokan antara warga dan polisi sempat terjadi di beberapa titik hingga Selasa pagi.

Namun, setelah dihalangi aparat, situasi kembali kondusif.

Meski begitu, sejumlah warga masih berkumpul untuk melakukan jalan kaki di sejumlah jalan utama di Sorong. Aksi tersebut lebih teratur karena dikawal oleh aparat keamanan.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Ade Kusmanto menjelaskan, sebanyak 258 narapidana Lapas Sorong melarikan diri karena dipicu provokasi massa demonstrasi yang menggelar aksi di luar lapas.

Baca juga: Ada Kerusuhan, Airnav Pastikan Penerbangan di Manokwari dan Sorong Normal

"Mereka melempari gedung lapas sehingga memicu emosi para narapidana," ujarnya.

Menurut Ade, sekitar pukul 13.00 WIT terdengar teriakan di dalam Lapas Sorong. Saat itu petugas Lapas mampu meredam emosi para narapidana.

Kemudian, sekitar pukul 16.15 terjadi pelemparan batu dari samping lapas.

"Sehingga memprovokasi warga binaan pemasyarakatan yang awalnya membalas lemparan jadi beralih melempar dan menyerang petugas," ucapnya.

Kemudian pada pukul 17.00, ada yang menjebol tembok sisi kanan Lapas Sorong dan jendela ruang registrasi.

Baca juga: Provokasi Massa ke Narapidana Diduga Jadi Penyebab Kebakaran di Lapas Sorong

Penjebolan tembok ini menjadi sarana warga binaan melarikan diri. Sehingga terjadi kerusuhan yang berujung pada perlawanan kepada petugas, pembakaran Lapas Sorong dan pelarian narapidana.

"Kami laporkan juga dalam menghalau, petugas bentrok fisik juga. Namun karena jumlah warga binaan jauh lebih besar, petugas mundur," kata Ade.

Dari kejadian ini, satu petugas terluka karena menghalangi napi yang memaksa keluar lapas.

 Baca juga: Kronologi Pembakaran Lapas Sorong dan Kaburnya 258 Napi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com