Video tersebut diunggah akun ini pada Senin (6/3/2023).
"Pria menginginkan transplantasi rahim (uterus) dari seorang wanita," tulis pengunggah.
Prosedur ini dilakukan dengan cara memindahkan uterus atau rahim dari tubuh wanita ke dalam tubuhnya.
Di rahim tersebut, terdapat telur yang telah dibuahi. Lalu, janin akan berkembang dan lahir dari tubuh transgender tersebut.
"Tentu ini belum pernah terjadi pada wanita transgender. Tapi, ini menunjukkan betapa gilanya sains dan semua hal bisa terjadi," ujar orang dalam video tersebut.
Hingga Rabu (8/3/2023), video tersebut telah tayang sebanyak 358.900 kali, disukai 2.369 pengguna, dan di-retweet 376 kali.
Lalu, benarkah wanita transgender dapat hamil jika menerima transplantasi rahim dari tubuh wanita biasa?
Penjelasan dokter
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Ibu & Anak (RSIA) Anugerah, Semarang Indra Adi Susianto menyatakan, wanita transgender tidak akan mungkin mengalami kehamilan.
"Transgender ditakdirkan tidak mempunyai rahim dan ovarium sehingga tidak akan mungkin bisa hamil," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/3/2023).
Ia menambahkan, mereka tetap tidak akan bisa hamil meskipun menjalani operasi. Hal ini karena mereka tetap tidak punya folikel sel telur karena secara genetik transgender tetaplah laki-laki.
Berkaca dari video tersebut, Indra menyebut bahwa prosedur transplantasi rahim memang seperti itu.
Caranya, rahim dan serviks akan ditanamkan ke tubuh pasien. Selanjutnya, embrio yang sudah dibuahi akan dimasukkan ke rahim. Jika berhasil, pasien akan hamil.
Selanjutnya, rahim itu akan kembali diangkat untuk mencegah reaksi penolakan dari tubuh pasien.
Indra menyatakan, jika operasi ini ingin diterapkan terhadap wanita transgender, harus dilakukan penelitian yang penjang terlebih dahulu.
Meski begitu saat ini, menurutnya, penelitian terkait transplantasi atau pemindahan rahim ke wanita transgender belum mendapatkan hasil yang pasti atau terbukti bisa dilakukan.
Namun, ia tidak menampik kalau wanita transgender mungkin bisa saja hamil dengan catatan adanya teknologi yang memungkinkan itu terjadi.
"Ke depan pasti bisa karena kemajuan teknologi, hanya membutuhkan riset yang panjang dan pertimbangan etik yang luas," ujarnya.
Transplantasi rahim sulit dilakukan
Indra menjelaskan, prosedur transplantasi rahim harus melalui penelitian lebih lanjut jika ingin diterapkan pada wanita transgender.
Penelitian yang dilakukan juga tidak mudah. Hal ini karena para dokter memiliki berbagai pertimbangan sebelum melakukan tindakan tersebut.
"Karena tidak hanya organ saja yang ditanam, tapi juga mempertimbangkan hormonal dan anatomis wanita transgender yang berarti bahwa ini tidak mungkin mudah dilakukan," lanjutnya.
Menurutnya, wanita dan wanita transgender memiliki perbedaan hormon dan anatomi tubuh.
Wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron yang dominan. Sementara wanita transgender yang secara genetik merupakan pria lebih dominan hormon testosteron.
Jika seorang wanita transgender ingin seperti wanita, maka mereka harus suntik hormon yang sesuai dengan kondisi wanita hamil secara terus-menerus.
Perbedaan anatomi tubuh antara keduanya juga menjadi hal yang membuat prosedur transplantasi rahim ke wanita transgender susah dilakukan.
"Persyarafan dan anatomi cowok dan cewek berbeda. Suplai rahim berasal dari pembuluh darah uterina dan ovarica. Di transgender tidak ada," lanjutnya.
Indra menceritakan, pada awal 2022, sempat ada ahli bedah di New Delhi yang menyatakan akan segera melakukan transplantasi rahim pada seorang wanita transgender.
Operasi tersebut belum pernah berhasil dilakukan pada orang yang ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir.
Akibatnya, pengumuman tersebut memicu serangkaian reaksi atas implikasi dari prosedur tersebut.
Menurutnya, seharusnya ada penelitian yang panjang dan bertahap terlebih dahulu sebelum operasi itu diumumkan ke publik.
"Untuk memastikan bahwa prosedur ini aman dan efektif, banyak penelitian perlu dilakukan. Bermula pada model komputer, hewan, dan kadaver," pungkasnya.
https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/08/221000665/benarkah-wanita-transgender-bisa-hamil-lewat-tranplantasi-rahim-