Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejak Kapan Wanita Identik Rambut Panjang dan Pria Rambut Pendek?

KOMPAS.com - Seiring perkembangan zaman, model rambut pria dan wanita turut berubah. Kini, pria tak selalu memiliki rambut pendek, begitu pula wanita yang terbebas dari keharusan berambut panjang.

Namun begitu, rambut panjang telah berabad-abad melekat pada ciri seorang wanita. Bahkan, masih banyak wanita yang menyukai dan mempertahankan rambut panjang.

Sebaliknya, pria juga lebih identik dengan rambut pendek. Model rambut khas ini pun tak jarang menjadi tolak ukur kerapian, seperti dalam dunia pendidikan.

Rambut panjang wanita setidaknya berasal dari Yunani dan Romawi Kuno

Dikutip dari Time, rambut panjang menjadi ciri khas wanita setidaknya sudah ada sejak zaman Yunani Kuno dan Romawi Kuno.

Arkeolog Elizabeth Bartman mengungkapkan, meski Yunani Kuno erat dengan filsuf berambut panjang dan berjanggut, wanita saat itu masih memiliki rambut lebih panjang.

Di sisi lain, wanita Romawi Kuno kerap mempertahankan rambut tetap panjang dengan model belah tengah.

Sementara para pria, cenderung tidak terlalu memperhatikan rambut karena kala itu marak cemoohan telihat seperti banci.

Professor Sosiologi, Anthony Synnott menuliskan, rambut adalah simbol pribadi dengan makna sosial yang amat besar.

Dia menemukan, rambut panjang bagi pria dianggap memalukan, sedangkan pada seorang wanita merupakan kemuliaan.

Meski hampir secara budaya menyebutkan bahwa wanita memiliki rambut lebih panjang daripada pria, alasan hal ini dimulai dan tetap bertahan lebih sulit untuk dijabarkan.

Rambut mencerminkan individu dan kelompok

Profesor patologi dan dermatologi Kurt Stenn menjelaskan, rambut sangat komunikatif dan memungkinkan pemiliknya menyampaikan pesan kesehatan, seksualitas, religi, atau kekuatan pada pandangan pertama.

Oleh karena itu, panjang pendek atau model rambut bisa menjadi identitas dari individu dan kelompok.

Untuk memiliki rambut panjang, menurut Stenn, setidaknya seseorang harus sehat dan menjalani gaya hidup sehat. Inilah mengapa rambut bisa menyampaikan pesan kesehatan dari pemiliknya.

"Untuk memiliki rambut panjang, Anda harus memenuhi kebutuhan hidup Anda," lanjut Stenn, menjabarkan alasan rambut mencerminkan kekuatan atau status sosial ekonomi.

Apalagi, kata dia, apabila gaya rambut cukup rumit maka mengharuskan seseorang meminta bantuan orang lain. Dengan begitu, pemilik rambut harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk membayar bantuan.

Itulah juga yang menjadi alasan gaya rambut pendek seperti bob menjadi salah satu mode favorit selama abad ke-20.

Kala itu, menurut Stenn, para wanita mulai menolak gagasan bahwa mereka perlu menjalani perawatan termasuk pada rambut.

Di sisi lain, alasan serupa juga terjadi pada pria. Pria terutama dari kalangan bangsawan yang memiliki waktu dan dana untuk merawat rambut, terkadang akan memanjangkan rambut.

Meski begitu, rambut panjang pria pada masa itu secara umum diharapkan lebih pendek dari rambut wanita.

Merupakan psikologi evolusioner

Adapun menurut BBC Science Focus, rambut panjang yang lebih melekat pada wanita tak dapat dipisahkan dari psikologi evolusioner.

Umumnya, pria akan tertarik pada wanita dengan penampilan muda dan sehat yang menunjukkan kesuburan lebih besar.

Sementara wanita, cenderung lebih memperhatikan penampilan yang mencerminkan kekuatan fisik dan ketangguhan.

Panjang rambut mungkin muncul dalam konteks ini sebagai sinyal visual dari seorang wanita. Sebaliknya, pendeknya rambut juga sinyal penampilan dari pria.

Bahkan, penelitian pada 2017 oleh psikolog Amerika Serikat menemukan, rata-rata pria menganggap wanita dengan rambut panjang lebih menarik, sehat, dan awet muda.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/05/130000365/sejak-kapan-wanita-identik-rambut-panjang-dan-pria-rambut-pendek-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke