Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Modus Penipuan Lewat WhatsApp, Apa Saja?

KOMPAS.com - Aplikasi berbagi pesan WhatsApp memiliki banyak manfaat ketika digunakan untuk berkirim pesan kepada seseorang.

Melalui aplikasi ini pengguna bisa dengan mudah dan cepat melakukan komunikasi.

Selain itu aplikasi ini juga memungkinkan pengguna mengirim pesan dengan beragam bentuk, baik berupa pesan suara, teks, maupun gambar.

Sayangnya, orang-orang tak bertanggung jawab sering kali memanfaatkan aplikasi WhatsApp untuk mencari celah kelengahan pengguna WhatsApp untuk kemudian melakukan tindakan penipuan.

Seperti baru-baru ini, publik diramaikan dengan pembahasan terkait penipuan undangan pernikahan yang dikirim melalui WhatsApp.

Tak hanya itu saja, ada beragam modus penipu melakukan aksi kejahatannya menggunakan aplikasi WhatsApp.

Berikut ini sejumlah modus penipuan yang membuat sejumlah pengguna WhatsApp sebaiknya berhati-hati:

1. Undangan digital palsu

Modus penipuan melalui WhatsApp yang belakangan dibicarakan publik adalah adanya undangan digital palsu.

Informasi adanya undangan palsu ini sebelumnya disampaikan oleh akun Twitter @txtfrombrand.

Akun tersebut menunjukkan mengenai tangkapan layar adanya seseorang yang mendapatkan pesan undangan dalam format .apk.

Akan tetapi dari chat tersebut terindikasi bahwa undangan adalah tersebut bertujuan untuk mendapatkan data seseorang.

Pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya mengingatkan agar masyarakat memperhatikan setiap kali mendapatkan undangan digital.

Masyarakat seharusnya memastikan apakah undangan yang dikirimkan berupa aplikasi atau tidak.

"Undangan asli umumnya hanya memberikan tautan dan bukan aplikasi (APK)," kata Alfons kepada Kompas.com, Sabtu (28/1/2023).

Adapun bentuk file APK bisa dilihat dari keterangan format saat pesan diterima, di mana akan tertera keterangan '.apk'.

Undangan dalam bentuk file APK menurutnya ketika diklik juga akan langsung meminta proses instalasi yang mana instalasi yang berlangsung terjadi di luar PlayStore.

Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan agar siapa pun menghindari instal sembarangan file APK di luar PlayStore.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat selalu memperhatikan peringatan yang muncul dari ponsel setiap kali melakukan klik.

Penipuan melalui WhatsApp selanjutnya adalah penipuan berkedok kurir paket.

Dikutip dari Kompas.com (5/12/2022), modus penipuan ini yakni penipu mengirimkan sebuah file dengan ekstensi APK yang bertuliskan "foto paket".

Korban yang nantinya terlanjur mengunduh file dalam format apk, risikonya adalah saldo m-Banking bisa ludes.

Alfons mengatakan, sebenarnya modus ini sama dengan modus yang meminta pengguna melakukan pelacakan paket.

Perbedaannya hanya terletak pada temanya yang berbeda.

"Itu penipunya hanya mengubah tema socengnya (rekayasa sosial), kalau kemarin apps-nya untuk lacak paket, kalau yang sekarang apps-nya untuk melihat gambar paket," ujar Alfons.

Modus semacam ini menurutnya sama-sama bertujuan untuk mencuri One-Time Password atau OTP yang umumnya dikirimkan melalui SMS.

"Kemudian dalam proses instalasi aplikasi ini akan meminta banyak sekali hak akses dan salah satu yang sangat berbahaya bagi pengguna m-Banking adalah hak akses untuk membaca dan mengirimkan SMS," kata dia.

Belakangan penipuan dengan modus mengatasnamakan petugas PLN yang mengirim pesan melalui WhatsApp juga marak.

Penipu mengatasnamakan petugas PLN dan meminta penerima pesan untuk mengecek tagihan listrik lewat file APK yang ia kirimkan.

Dikutip dari Kompas.com (9/12/2022), penipu yang mengirimkan file APK ini memanfaatkan kelengahan korban yang tidak mengecek terlebih dahulu jenis file yang dikirim penipu.

File APK tersebut kemudian mencuri beragam data pribadi korban termasuk data perbankan.

4. Modus penipuan klik link tertentu

Modus penipuan selanjutnya yang kerap disebarkan melalui WhatsApp, adalah modus penipuan dengan cara klik link tertentu.

Adapun berbagai narasi yang kerap menyertai link yang dikirim di antaranya seperti informasi promo atau informasi bahwa seseorang mendapatkan hadiah.

Hal ini pernah terjadi di awal-awal pandemi, di mana banyak pesan berantai yang mengirimkan link yang disebut sebagai link kuota gratis, di mana ternyata link tersebut merupakan link pishing.

Sejumlah cara untuk membedakan link asli dan palsu di antaranya adalah dengan melihat domain situsnya.

Biasanya link pishing semacam itu menggunakan blog gratisan yang berakhiran .tk, dan berbagai domain gratis lainnya.

Selain itu untuk mengetahui tautan palsu atau tidak juga bisa diamati dari tampilan situs yang terlihat sederhana dan acak-acakan.

(Sumber: Kompas.com/Diva Lufiana Putri, Yefta Christopherus Asia Sanjaya | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Sari Hardiyanto)

https://www.kompas.com/tren/read/2023/01/30/100500965/4-modus-penipuan-lewat-whatsapp-apa-saja-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke