Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Digital Leadership" untuk Hadapi Industri 5.0 dan Atasi Birokrasi Konservatif

Saya terkesan akan ungkapan itu yang disampaikan tokoh manajemen Tanri Abeng dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu. Realitas itu juga bisa terjadi dalam banyak hal dalam kehidupan kita.

Ketika perencanaan dan kebijakan telah ditetapkan sebagai keputusan korporasi atau organisasi, tetapi bisa lambat atau gagal dieksekusi karena lamban dilaksanakan eselon di level bawah, yang secara berjenjang tidak bisa dilampaui karena ekosistem birokrasi konservatif.

Bayangkan jika keputusan strategis pada high level justru terpatahkan oleh eksekusi yang tidak lancar di level paling bawah. Apalagi jika pimpinan korporasi atau organisasi tidak melakukan kendali yang cukup.

Digital leadership (kepemimpinan digital) dipercaya bisa mengatasi berbagai hambatan dan kelambanan kinerja organisasi untuk menembus kebuntuan birokrasi konservatif itu. Memangkas jabatan struktural, dan menerapkan model jabatan fungsional dalam sebuah organisasi agar lebih lincah bergerak, dan bisa mengambil keputusan dengan cepat, adalah langkah progresif.

Model itu jika konsisten dijalankan, selain dapat menghasilkan teamwork yang baik, juga akan memangkas birokrasi yang kental dengan penjenjangan struktur jabatan. Hal ini akan lebih optimal jika didukung pola kepemimpinan digital.

Digital leadership akan membuat formula itu menjadi lebih progresif dan efektif. Hambatan-hambatan capaian kinerja organisasi saat ini selain disebabkan karena hal di atas juga ditentukan kualitas dan budaya sumber daya manusia (SDM).

Pilar Digital Leadership

Untuk menembus berbagai hambatan, saat ini di dunia gencar diintroduksi model dan formula digital leadership yang bisa menggerakan organisasi pada semua level secara interaktif.

Di bawah ini dikemukakan beberapa pilar digital leadership:

Pertama, digital leadership identik dengan kapasitas seorang pemimpin dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan menggunakan perangkat dan platform digital.

Kepemimpinan digital berdampak positif bagi organisasi dalam menciptakan kinerja lebih baik dan efisien. Seorang digital leader juga dituntut untuk responsif terhadap hal-hal baru, termasuk ide-ide inovatif baru sejalan dengan perkembangan teknologi digital yang berlari cepat.

Kedua, terkoneksi realtime, anytime dengan anggota di dalam maupun mitra di luar organisasi adalah sisi lain digital leadership. Komunikasi dan kordinasi dapat dilakukan tidak saja tanpa sekat ruang dan waktu, tetapi juga bebas sekat level jabatan. Panduan dari pimpinan paling tinggi bahkan bisa diakses langsung oleh semua level dalam satu komunitas online sesuai kepentingan organisasi.

Ketiga, digital leader memiliki kapasitas berpikir dan bekerja sama dan pelibatan semua pegawai. Hal ini akan membuat roda organisasi lebih optimal, lebih akrab, tetapi tentu tetap memegang tatakrama digital dan etika. Interaksi digital tidak identik dengan kebebasan tanpa batas. Ekosistem dan interaksi digital yang baik akan berdampak pada loyalitas individu yang lebih baik.

Keempat, digital leader juga tidak terpaku hanya pada kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ), tetapi juga kecerdasan adversity quotient (AQ) yang mengukur tingkat kecerdasan dan kekuatan daya tahan seseorang terhadap problem, tekanan, dan kerumitan serta hambatan.

Karena itu jangan heran jika platform-platform digital raksasa sering mengabaikan ijazah perguruan tinggi berbasis disiplin ilmu saat merekrut pegawainya.

Kelima, kegiatan luring tidak lagi menjadi keharusan untuk monitoring dan evaluasi. Pimpinan dalam hal ini memiliki kapasitas dalam memantau dan mengelola pekerjaan dengan efektif secara virtual. Dalam kepemimpinan digital, pimpinan bisa lebih kuat, inklusif, dan bisa mengambil keputusan lebih baik dan lebih cepat.

Keenam, digital leader juga dituntut beradaptasi dengan perubahan lingkungan teknologi dan menjadi pengguna teknologi digital. Karena semakin banyak perusahaan berusaha untuk mengembangkan kemampuan digital baru, banyak yang membuat perubahan signifikan pada budaya organisasi, proses pembuatan strategi, dan upaya manajemen talenta mereka (sloanreview.mit.edu/tag/digital-leadership).

Terkait dengan SDM digital, saat ini Indonesia seperti halnya berbagai negara menghadapi variasi generasi. Generasi x dan y di perkantoran biasanya sangat lekat dengan teknologi digital. Di samping itu generasi baby boomers yang juga ada di lingkungan kerja dituntut untuk familiar dengan teknologi digital.

Kepiawaian pimpinan mengolaborasi lintas generasi ini adalah salah satu tuntutan saat ini, termasuk menjaga hubungan antar individu dan mengedepankan kerja tim.

Ketujuh, digital leader perlu paham budaya digital. Sebagaimana dilansir Stanford University LeadershipGarage (leadershipgarage.stanford.edu), perusahaan membutuhkan budaya digital baru.

Tempat kerja saat ini tengah diubah oleh teknologi baru, menciptakan budaya perusahaan yang inovatif, dan fokus secara digital. Pemimpin harus diperlengkapi untuk mendorong perubahan ini dan memungkinkan karyawan untuk berhasil menavigasi transformasi digital.

Menciptakan budaya inovasi yang sukses membutuhkan penelitian ilmiah, dan pengalaman praktis. Stanford University sendiri memiliki platform LeadershipGarage yang menyatukan peneliti universitas dan pakar bisnis untuk mempelajari faktor keberhasilan tempat kerja digital modern.

Kedelapan, digital leader perlu melibatkan semua individu dalam organisasi dalam penggunaan teknologi terpercaya (trustworthy) dan menjunjung tinggi etika digital. Seperti dikemukakan dalam laporan Deloitte pada 20 September 2021 berjudul Trustworthy and Ethical Tech: The Leadership Challenge, yang ditulis Beena Ammanath dan Catherine Bannister. Laporan itu mengatakan perlunya melibatkan semua orang dalam organisasi terkait penggunaan teknologi yang dapat dipercaya dan beretika, karena akan menjadi pekerjaan terlalu besar untuk diawasi oleh satu individu atau tim mana pun.

Hal Itu harus berakar pada kepemimpinan organisasi dengan pemahaman yang jelas tentang bagaimana membangun kesadaran, mempromosikan pelatihan, dan pada akhirnya mengembangkan pola pikir baru tentang pentingnya masalah tersebut. Pemimpin harus menunjukkan kepada semua orang di organisasinya, betapa relevannya teknologi yang beretika dan tepercaya dengan pekerjaan mereka.

Laporan itu lebih lanjut menyatakan bahwa sangat penting untuk mencegah individu melihat teknologi (hanya) sebagai tanggung jawab orang lain.

Kesembilan, digital leadership juga harus peduli dan patuh regulasi (regulatory compliance), agar semua level bergerak on the right track, governance dan akuntabel. Patuh pada regulasi dan perundang-undangan menjadi perhatian penting berbagai korporasi, dan organisasi termasuk platform digital raksasa. Ingat kasus Twitter didenda 150 juta dolar AS oleh Federal Trade Commission AS karena pelanggaran regulasi data pribadi.

Sikap dan komitmen pimpinan terkait hal ini adalah faktor penting agar organisasi tidak terjerat kasus-kasus hukum.

Era industri 5.0 dan lahirnya perundang-undangan baru untuk merespon transformasi digital, terkait telekomunikasi, penyiaran, perlindungan data pribadi, penyelenggaraan sistem elektronik, cybercrime, transaksi elektronik dan lain-lain memberikan kesadaran baru tentang pentingnya kolaborasi berbagai disiplin ilmu.

Saat ini saya tengah mengembangkan cabang ilmu baru kolaborasi cyber law dengan praktik kebijakan dan teknologi digital dalam bentuk mata kuliah Kebijakan dan Regulasi Digital (Digital Policy & Regulation) di Pusat Studi Cyberlaw dan Transformasi Digital Universitas Padjadjaran. Mata kuliah ini diproyeksikan diajarkan secara team teaching yang melibatkan berbagai disiplin ilmu termasuk pelibatan pakar dan praktisi teknologi digital.

Kita memang harus menyesuaikan ritme dan model bisnis dengan situasi terkini di mana dunia sudah memasuki Industry 5.0. Apalagi saat ini hampir seluruh sisi kehidupan relatif terkoneksi secara digital.

Kita mau tidak mau harus menguasai teknologi ini, minimal menjadi pengguna yang baik dan memahami ekosistemnya agar tidak terjebak ke dalam kebingungan digital (digital confusion). Saat ini pilihannya memang hanya dua, bertransformasi atau terdisrupsi.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/09/140701965/digital-leadership-untuk-hadapi-industri-50-dan-atasi-birokrasi-konservatif

Terkini Lainnya

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke