Kasus polio tipe 2 itu menyerang anak berusia 7 tahun, tepatnya di Kabupaten Pidie.
Diketahui, penderita polio di Aceh belum menerima vaksinasi apapun, sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tidak terpenuhi.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, penetapan KLB polio tetap perlu karena Indonesia sudah dinyatakan bebas pada 2014.
"Karena Indonesia sudah nyatakan eradikasi tapi ternyata ada (muncul) virus polio liar apalagi virus (polio) tipe 2 yang dianggap sudah enggak ada lagi," kata Maxi, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (19/11/2022).
Penyakit apa itu Polio? Apa penyebab, gejala, dan cara penularannya?
Dikutip dari Kemenkes, virus polio dapat berupa virus polio vaksin/sabin dan virus polio liar atau Wild Poliovirus (WPV).
Virus polio yang ditemukan juga dapat berupa Vaccine Derived Poliovirus (VDPV), yaitu virus polio vaksin/sabin yang mengalami mutasi dan bisa menyebabkan kelumpuhan.
Polio dapat menyerang semua usia, tetapi paling sering anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Virus ini menyebar melalui makanan, air minum, dan tangan yang terkontaminasi kotoran maupun dahak atau air liur penderita.
Virus polio mulai menginfeksi manusia dengan masuk melalui mulut atau hidung.
Selanjutnya, virus ini akan berkembang biak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan.
Gejala polio
Dilansir dari Kompas.com, gejala polio bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.
Bahkan pada kasus parah, infeksi virus polio bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian.
Beberapa gejala polio ringan, antara lain:
Apabila menyerang sistem saraf, virus dapat menyebabkan infeksi pada otak diikuti kelumpuhan fungsi otot-otot.
Perkembangan gejala-gejala kelumpuhan berlangsung selama 3-4 hari, dengan gejala meliputi:
Pada sekitar 2-3 persen penderita polio, virus polio menyerang sistem saraf, sehingga menyebabkan kelumpuhan kaki, tangan, dan pernapasan.
Dari semua penderita yang mengalami kelumpuhan, sekitar 2-5 persen kasus bisa mematikan dan setengahnya bisa mengalami kelumpuhan permanen.
Adapun untuk mendiagnosis polio, perlu pemeriksaan lengkap termasuk pengambilan swab dari tenggorokan.
Selain itu, dokter juga akan mengambil sampel kotoran penderita untuk dites. Apabila gejala kelainan saraf ditemukan, maka perlu melakukan tes terhadap cairan otak penderita.
Cara pencegahan polio
Penularan virus polio melalui percikan air liur, dahak, atau kotoran penderita, sehingga pencegahan juga mengarah pada hal tersebut.
Kemenkes menyebutkan, pencegahan penularan melalui kontak langsung dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun sehat.
Selain itu, perlu pula menerapkan sanitasi bersih termasuk buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank.
Masyarakat juga harus memasak air dengan benar-benar sempurna, karena suhu tinggi membantu mematikan virus polio.
Sementara itu, paling penting dan efektif adalah melakukan vaksinasi atau imunisasi polio. Imunisasi polio sendiri biasanya dilakukan saat bayi atau anak-anak.
https://www.kompas.com/tren/read/2022/11/21/073000265/penyakit-polio--penyebab-gejala-penularan-dan-cara-pencegahannya