Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Kidalomologi"

Secara alasanonologis masih diperdebatkan tentang kenapa manusia “hanya” memilliki dua tangan, bukan tiga atau empat seperti Batara Guru atau satu seperti belalai gajah.

Karena jumlahnya dua maka manusia membedakan kedua tangannya sebagai tangan kanan dan tangan kiri. Istilah kanan dan kiri pada hakikatnya nisbi dipandang oleh siapa.

Dipandang dari pemilik tangan terhadap dirinya sendiri memang benar yang kiri adalah yang berada di sisi kiri dan yang kanan adalah yang di sisi kanan. Namun yang kanan berubah menjadi kiri dan sebaliknya apabila kita memandang kedua tangan orang lain.

Masalah kanan-kiri ternyata merasuk masuk ke dalam ranah kebudayaan mulai dari kehidupan sehari-hari sampai ke politik. Jalur jalan raya di Indonesia juga beda dari jalur jalan raya di Jerman dalam hal kanan-kirinya.

Pengutamaan penggunaan tangan kiri sebagai kidal

Saya pribadi dilahirkan di Indonesia di mana pengutamaan penggunaan tangan kiri disebut sebagai kidal.

Menarik menggunakan lensa kidalomologi untuk mengamati gerak-gerik kebudayaan penggunaan tangan kiri di Indonesia.

Saya masih ingat bagaimana orangtua saya mendidik saya tidak menggunakan tangan kiri saya untuk berjabatan tangan serta menerima apapun dari orang lain. Menggunakan tangan kiri dianggap sebagai perilaku tidak senonoh, kecuali untuk (maaf) cebok.

Di sekolah, seingat saya tidak ada guru yang membenarkan apalagi menganjurkan saya untuk menulis atau menggambar dengan pena, pensil atau kuas dengan menggunakan tangan kiri.

Maka, terus terang saya tidak tahu sebenarnya saya ini kidal atau tidak kidal sebab sudah terlanjur terlalu dipaksa untuk mengutamakan tangan kanan.

Saya baru mulai belajar mengunakan tangan kiri tatkala mulai menggunakan mesin ketik dan mulai belajar memainkan alat musik pianoforte yang menuntut fungsi ke dua tangan saya. Ketika lengan kanan saya lumpuh akibat entah kenapa, terpaksa saya belajar lebih menggunakan tangan kiri ketimbang kanan.

Terus terang semula saya tidak sadar bahwa ada orang yang kidal.

Tatkala saya mulai menuntut ilmu sambil mencari nafkah di Jerman, barulah saya mulai sadar bahwa ada manusia yang kidal. Bahkan tokoh budayawan yang saya kagumi seperti Leonardo da Vinci konon kidal sehingga secara khusus menciptakan tulisan “kaca” yang bergerak dari kanan ke kiri agar lebih terasa nyaman ditulis dengan tangan kiri.

Daftar para tokoh kidal masih dilengkapi dengan nama-nama besar seperti Aristoteles, Iskandar Agung, Julius Caesar, Michelangelo, Wolfgang Amadeus Mozart, Napoleon Bonaparte, Mark Twain, Lewis Carrol, Madame Curie, Albert Einstein, Neil Armstrong, Bill Gates, Barack Obama, Martina Natratilova, Ralph Nader, Mark Zuckerberg, dan lain-lain.

Segenap fakta itu pada hakikatnya membuktikan bahwa kidal sama sekali bukan inferior martabat ketimbang tidak kidal.

Pada tanggal 13 Agustus 1976 untuk pertama kali resmi dirayakan Hari Kidalis Internasional (International Left-Handers Day) atas prakarsa Dean R Campbell.  Setiap tahun kemudian peringatan itu rutin dirayakan demi menghormati para kidalis di planet Bumi ini.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/09/28/073550765/kidalomologi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke