Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WHN Sebut Status Cacar Monyet Jadi Pandemi, Bagaimana Menurut WHO?

KOMPAS.com - World Health Network (WHN) mendeklarasikan penyakit cacar monyet atau monkeypox sebagai pandemi pada Rabu (22/6/2022).

Hal tersebut lantaran kasus konfirmasi cacar monyet sudah menyentuh angka 3.417 di 58 negara.

"Wabah ini berkembang pesat di berbagai benua dan tidak akan berhenti tanpa tindakan global bersama," tulis WHN dalam rilis, dikutip dari situs resmi.

Deklarasi pandemi oleh WHN ini bertujuan mencapai upaya bersama di seluruh dunia guna mencegah bahaya cacar monyet semakin meluas.

Sampai saat ini, sebagian besar kasus cacar monyet tercatat masih menyerang orang dewasa saja.

Meski demikian, WHN mengingatkan, jika penularan sudah terjadi di kalangan anak-anak, maka kasus akan jauh lebih parah dan akan lebih banyak kematian.

"Tidak benar menunggu pandemi cacar monyet menyebar lebih luas. Waktu yang tepat untuk bertindak adalah saat ini. Menunggu secara pasif akan menyebabkan kerugian," ujar Yanerr Bar-Yam, salah satu pendiri WHN, dalam rilis yang sama.

Lantas, siapa WHN? Dan seberapa parah peningkatan kasus cacar monyet?

World Health Network

Dilansir dari laman resmi, Jaringan Kesehatan Dunia atau WHN adalah komunitas global yang mengabdikan diri untuk melindungi kesehatan dan meminimalisir bahaya.

WHN menyebut sebagai organisasi independen dan lepas dari badan politik atau pemerintahan mana pun.

Terdiri dari tim penasihat ilmiah dan masyarakat, WHN juga terlibat dalam komunikasi publik untuk melakukan sosialisasi kesehatan individu dan masyarakat.

Sejauh ini, ada sekitar 43 organisasi yang tergabung dalam WHN. Beberapa di antaranya:

Status cacar monyet menurut WHO

Adapun, deklarasi pandemi cacar monyet oleh WHN diumumkan menjelang pertemuan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk menentukan status penyebaran cacar monyet pada Kamis, 23 Juni 2022 lalu.

WHN mendesak tindakan segera dari WHO dan organisasi kesehatan nasional seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam pencegahan cacar monyet.

Pasalnya, menurut WHN, tindakan dini akan memiliki dampak besar dengan intervensi atau penyebaran yang lebih kecil.

Dilansir dari The Economist (23/6/2022), WHO sendiri telah mengadakan pertemuan untuk memutuskan status cacar monyet sebagai "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" atau tidak.

Meski demikian, belum ada putusan resmi terkait status kedaruratan cacar monyet. Kepastian status cacar monyet ini baru akan diputuskan dalam beberapa hari mendatang.

Sekilas tentang cacar monyet

Dikutip dari laman WHO, cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit langka yang disebabkan virus monkeypox, bagian dari genus Orthopoxvirus.

Cacar monyet merupakan zoonosis, yakni penyakit yang menular dari hewan ke manusia.

Meski disebut cacar monyet, virus ini tidak benar-benar berasal dari monyet maupun primata lain.

Penyematan kata "monyet", karena virus ini pertama kali ditemukan pada monyet yang dipelihara untuk kepentingan penelitian pada 1958.

Seseorang yang terinfeksi monkeypox, akan muncul gejala seperti demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Meski tergolong penyakit yang bisa sembuh sendiri, WHO menyebut cacar monyet bisa menimbulkan komplikasi medis, termasuk dehidrasi, infeksi paru-paru, ensefalitis atau radang otak, dan infeksi kornea mata.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/25/133500465/whn-sebut-status-cacar-monyet-jadi-pandemi-bagaimana-menurut-who-

Terkini Lainnya

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke