Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Ada Bukti Keberadaan Alien atau Kehidupan di Planet Lain?

KOMPAS.com - Pada mulanya manusia hanya berpikir hanya ada dirinya dan planet Bumi sebagai tempat tinggal satu-satunya.

Setelah itu, keberadaan planet lain dan galaksi Bima Sakti terungkap. Kemudian ditemukan planet-planet di luar tata surya yang disebut exoplanet (planet ekstrasurya).

Saat yang sama terdapat peneliti yang berpikir apakah ada makhluk lain yang hidup di luar Bumi.

Dengan ditemukannya lebih dari 4.000 exoplanet, para peneliti makin yakin bahwa manusia tidak sendiri di Bumi.

Ada kemungkinan kehidupan lain di luar sana. Selain itu juga kemungkinan adanya Bumi lain di tata surya atau planet yang layak huni.

Apakah alien benar-benar ada?

Salah satu badan penerbangan yang punya misi menemukan tanda-tanda kehidupan di planet lain adalah NASA.

Itu adalah pertanyaan yang sangat menarik dan yang telah lama coba dipahami, dijelajahi, dan dipecahkan oleh NASA.

Akan tetapi, NASA belum menemukan kehidupan di planet lain di mana pun.

Mengutip laman NASA, 10 September 2021, selain itu, NASA juga belum melihat bukti yang didukung secara ilmiah untuk kehidupan di luar bumi.

Meski belum menemukan bukti adanya alien atau kehidupan lain di luar Bumi, NASA terus melakukan penjelajahan.

“Alam semesta adalah tempat yang cukup besar. Jika hanya kami, sepertinya ini adalah pemborosan ruang yang mengerikan," kata astronom Amerika Serikat, Carl Sagan.

Sementara itu, mengutip Space, 18 Desember 2021, fisikawan pemenang Hadiah Nobel Enrico Fermi mencoba menjawab keberadaan alien.

"Fermi memahami bahwa peradaban apa pun dengan teknologi roket dalam jumlah sederhana dan insentif kekaisaran yang tidak seberapa dapat dengan cepat menjajah seluruh galaksi," perwakilan dari Search For Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute di Mountain View, California, menulis dalam Fermi Paradox explainer.

Dituliskan juga bahwa dalam beberapa puluh juta tahun, setiap sistem bintang dapat dibawa ke bawah sayap kekaisaran.

Puluhan juta tahun mungkin terdengar seperti proyek yang panjang, tetapi sebenarnya itu cukup singkat dibandingkan dengan usia galaksi, yaitu kira-kira seribu kali lebih banyak.

Lalu Fermi meninggal dunia pada 1954, sehingga eksplorasi dan penjelasan ide jatuh ke orang lain, seperti Michael Hart yang menulis artikel berjudul "Sebuah penjelasan untuk tidak adanya makhluk luar angkasa di Bumi".

Artikel itu ditulis di jurnal Triwulanan Royal Astronomical Society (RAS) pada 1975.

"Kami mengamati bahwa tidak ada makhluk cerdas dari luar angkasa yang sekarang hadir di Bumi," tulis Hart dalam abstrak makalah tersebut.

Dia juga menulis dinyatakan bahwa fakta ini paling baik dijelaskan dengan hipotesis bahwa tidak ada peradaban maju lainnya di galaksi ini.

Hart berargumen bahwa alien cerdas mungkin sudah pernah mengunjungi Bumi di beberapa titik dalam sejarah planet ini, kecuali jika mereka memulai perjalanan mereka kurang dari dua juta tahun yang lalu.

Dia pikir kurangnya kunjungan semacam itu kemungkinan besar karena kurangnya alien yang cerdas. Tapi dia juga menguraikan empat penjelasan potensial lainnya:

Apakah planet tetangga Bumi layak huni?

Menurut ilmuwan senior untuk astrobiologi di Markas Besar NASA di Washington, DC, Mary Voytek, walaupun beberapa planet tampak bisa ditinggali atau layak huni, tapi sejauh ini hanya ada manusia di Bumi.

"Tidak ada yang lain di tata surya dengan banyak kehidupan di atasnya. Jika tidak, kami mungkin akan mendeteksinya," kata Mary Voytek, dikutip laman NASA, 10 November 2020.

Berikut ini beberapa planet yang disebut mirip Bumi tapi tak bisa ditinggali:

1. Venus

Venus sering disebut "planet saudara" Bumi. Dengan ukuran dan struktur yang mirip dengan Bumi, Venus memiliki perbedaan besar.

Perbedaan itu antara lain permukaan yang cukup panas untuk melelehkan timah, atmosfer yang sangat berat, dan geologi yang sangat vulkanik.

Venus lahir seperti halnya Bumi, bahkan mungkin dengan lautan yang membentang di seluruh planetnya.

Tapi efek rumah kaca yang tak terkendali kemungkinan telah merebus lautan Venus dan mengubah planet itu menjadi neraka abadi dan dunia terpanas di tata surya.

"Jalur divergen planet ini mencakup hilangnya kelayakhunian, hilangnya air di permukaan, awan asam sulfat, dan atmosfer karbon dioksida yang padat," kata astrobiologis yang mengepalai Laboratorium Planetary Virtual di Nexus NASA untuk Ilmu Sistem Exoplanet, Vikki Meadows.

2. Mars

Investigasi oleh pengorbit, dan penemu di permukaan, mengkonfirmasi bahwa Planet Merah ini pernah basah dengan sungai, danau, bahkan mungkin lautan seperti Bumi dan berpotensi layak huni.

"Hal yang paling menarik tentang Mars adalah, pada suatu waktu, 3,5 miliar tahun yang lalu, jelas bahwa iklim di Mars lebih mirip dengan Bumi dan memiliki air cair di permukaannya," kata Voytek.

Kemudian angin matahari dan radiasi melucuti sebagian besar atmosfernya. Inti aktifnya yang minimal berhenti menghasilkan medan magnet pelindung.

Permukaannya menjadi sangat dingin dan kering bahkan saat dibombardir dengan radiasi.

Kekurangan Mars menurut Voytek adalah kurangnya air yang tersedia dan tidak adanya lempeng tektonik (proses di Bumi yang menggerakkan benua selama ribuan tahun dan mendaur ulang nutrisi yang terkubur kembali ke permukaan).

“Meskipun kondisi permukaan tidak cocok, kami mungkin menemukan bukti kehidupan masa lalu, atau mungkin kehidupan yang masih bertahan,” kata peneliti dari Astrobiology and Ocean Worlds Group di Jet Propulsion Laboratory NASA, Morgan Cable.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/28/173500365/apakah-ada-bukti-keberadaan-alien-atau-kehidupan-di-planet-lain-

Terkini Lainnya

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke