Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teknik Relaksasi untuk Para Perawat di Tengah Pandemi

Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (17/01/2022), puncak Omicron diperkirakan akan terjadi antara 35 hingga 65 hari lagi terhitung sejak Januari. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ketika memberikan keterangan pers pada Minggu (16/01/2022).

Jadi meskipun cakupan vaksinasi sudah semakin meningkat, namun ancaman Omicron masih tetap harus diwaspadai.

Mengingat di pertengahan 2021 lalu badai Covid-19 sempat mengamuk di Indonesia dan membuat nakes serta fasilitas kesehatan kewalahan, maka dosen Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, Universitas Aisyiah Yogyakarta, dan University of Adelaide Australia Selatan mengadakan penelitian teknik relaksasi untuk para nakes atau perawat khususnya di daerah Yogyakarta.

Dewi Retno, ketua tim peneliti, mengatakan bahwa penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa bekerja dalam situasi pandemi telah menyebabkan penurunan kesejahteraan dan peningkatan masalah kesehatan jiwa pada para perawat.

Gangguan psikologis nakes selama pandemi

Kesehatan mental para nakes memang terancam ketika harus bekerja di bawah tekanan situasi pandemi. 

Menurut Dewi Retno, masalah mental yang paling sering dialami perawat adalah gangguan kecemasan.

Kecemasan sendiri merupakan respon manusia terhadap stres. Pada tingkatan normal, kecemasan adalah hal yang wajar dan merupakan mekanisme manusia untuk bertahan hidup.

Namun jika kecemasan terjadi secara terus menerus dan menyebabkan individu tak mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan efektif, maka kecemasan ini membutuhkan penanganan lebih serius. Karena kecemasan tinggi bisa berakibat fatal di ruang kerja.

Teknik relaksasi untuk mengurai kecemasan

Ratna Yunita Setiyani Subardjo, M.Psi, salah seorang mentor relaksasi, mengatakan bahwa menurunkan kecemasan bisa ditempuh lewat dua jalan, yaitu farmakologi yaitu obat-obatan dan non farmakologi yaitu tanpa obat-obatan.

"Non farmakologi bisa diaplikasikan kapan saja dan di mana saja. Teknik ini bisa berupa teknik relaksasi napas dalam, guided imagery, relaksasi otot progresif, massage, dan mendengarkan musik," ungkap Ratna Yunita kepada Kompas.com, Minggu (23/01/2021).

Teknik relaksasi pernapasan dimulai dengan mengambil napas melalui hidung dalam 4 hitungan, ditahan sebentar 4 hitungan, lalu dihembuskan perlahan-lahan melalui mulut.

Teknik kedua adalah relaksasi otot, yang mencakup otot pada wajah, dahi, mulut, bahu, tangan dan kaki.

Setelah itu, dilanjutkan dengan relaksasi visual dengan membayangkan tempat nyaman menurut masing-masing individu, dengan diikuti proses meletakkan semua beban.

Pelatihan yang sudah dilakukan selama lima kali ini dipandu oleh Dewi Retno Pamungkas, PhD, Anastasia Suci Sukmawati, MNg dan Rizqi Wahyu Hidayati, M.Kep dari Universitas Jenderal Achmad Yani. Juga Ratna Yunita dari Fakultas Psikologi Universitas Aisyiah, dan Associate Profesor Lynette Cusack dari School of Nursing University of Adelaide.

Selanjutnya, kegiatan pelatihan serupa akan dibuka untuk perawat dan tenaga kesehatan lainnya di seluruh Indonesia. Seluruh informasi mengenai pelatihan ini bisa diakses di akun Instagram @rileksindo2021.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/01/24/100500965/teknik-relaksasi-untuk-para-perawat-di-tengah-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke