Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WHO Rilis Rekomendasi Sementara Mencampur dan Mencocokkan Vaksin Covid-19

Melansir Reuters, vaksin yang menggunakan mRNA seperti Pfizer dan Moderna, dapat digunakan sebagai dosis berikutnya setelah dosis awal AstraZeneca dan sebaliknya.

AstraZeneca dan vaksin mRNA mana pun juga dapat digunakan setelah dosis awal vaksin tidak aktif Sinopharm.

Panduan tersebut telah dikembangkan berdasarkan saran dari Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang vaksin awal bulan ini.

Pertimbangan WHO

Adanya rekomendasi ini berdasarkan pada sebuah penelitian besar pekan lalu yang mengatakan bahwa dosis pertama suntikan AstraZeneca atau Pfizer/BioNTech diikuti dengan vaksin Moderna sembilan minggu kemudian menginduksi respons imun yang lebih baik.

Namun, WHO mengatakan pencampuran dan pencocokan harus mempertimbangkan proyeksi pasokan, aksesibilitas, serta manfaat dan risiko vaksin Covid-19 yang digunakan.

WHO menegaskan, rekomendasi tersebut akan ditinjau kembali apabila lebih banyak data tersedia.

Banyak negara mulai mencampur dan mencocokkan vaksin, karena mereka menghadapi lonjakan jumlah infeksi Covid-19.

Persediaan rendah dan imunisasi yang rendah juga menjadi faktor lain yang mereka hadapi.

Lonjakan kasus setelah kemunculan Omicron

Untuk diketahui, sejumlah negara kini menghadapi lonjakan kasus Covid-19 setelah kemunculan varian Omicron.

Inggris, misalnya, mencatatkan rekor kasus baru virus corona harian tertinggi sejak dimulainya pandemi pada 15 Desember 2021 dengan terdapat 78.610 infeksi.

Jumlah ini sekitar 10.000 lebih banyak dari kasus tertinggi sebelumnya yang dilaporkan pada Januari 2021 lalu.

Diyakini, lonjakan tersebut berkaitan dengan merebaknya varian Omicron yang telah menginfeksi 10.000 orang dan menyebabkan 10 orang dirawat di rumah sakit, dan satu orang meninggal dunia.

Varian Omicron diketahui memiliki tingkat penyebaran lebih cepat dibandingkan Delta, varian Covid-19 yang saat ini mendominasi dunia.

Hal itu disebabkan oleh jumlah mutasi yang mencapai 32 pada protein spike, jauh lebih banyak dari varian Delta yang hanya memiliki delapan mutasi.

Tak hanya itu, Omicron juga dapat menghindari antibodi vaksin, seperti temuan studi yang dilakukan oleh Harvard dan MIT.

Kabar baiknya, dosis booster atau penguat kemungkinan menawarkan peningkatan perlindungan substansial terhadap varian Omicrin.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/17/113000865/who-rilis-rekomendasi-sementara-mencampur-dan-mencocokkan-vaksin-covid-19

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke