Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral Kelirumologi Terminologi Masturbasi

Saya menulis naskah ini murni sebagai bahasan kelirumologis tentang naskah yang termuat di dalam Kompas.com, 1 Desember 2021, dengan judul keren “Viral Tantangan Masturbasi DDD Challenge di Medsos, Apa Itu?”

Naskah keren tersebut eksplisit menggunakan istilah viral dan masturbasi sebagai dua “clickbait” demi menarik perhatian masyarakat medsos, khususnya TikTok, agar minimal membuka link naskah tersebut.

Polemik

Saya tidak berniat melibatkan diri ke dalam kemelut polemik kelayakan terhadap tantangan masturbasi DDD challenge maupun polemik sehat-tidaknya perilaku masturbasi.

Saya membatasi diri fokus terbatas pada hasil penelitian Pusat Studi Kelirumologi terhadap kekeliruan tafsir terhadap semantika dan etimologi istilah masturbasi.

Entah kenapa dan bagaimana, ternyata pada kenyataan leksikal Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ada dua istilah untuk perilaku memuaskan diri sendiri oleh diri sendiri secara seksual, yaitu masturbasi dan onani.

Arti masturbasi di KBBI adalah “proses memperoleh kepuasan seks tanpa berhubungan kelamin”.

Sementara menurut KKBI onani adalah “pengeluaran mani (sperma) tanpa melakukan sanggama; masturbasi”.

Ternyata KBBI bersikap mendua alias ambivalen. Di satu sisi mensinonimkan masturbasi dengan onani, namun di sisi lain secara generik membedakan bahwa onani terkait sperma.

Berarti onani secara implisit hanya bisa dilakukan oleh kaum lelaki, sementara masturbasi bisa dilakukan oleh lelaki maupun perempuan.

Etimologi

Secara etimologis, masturbasi berakar pada kata bahasa Latin mastubari sebagai perpaduan kata manu = tangan dan stuprare = oleh diri sendiri.

Sementara terminologi onani berasal dari nama seorang tokoh bernama Onan yang tersurat di dalam Alkitab kitab Kejadian 38:9:

“Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya".

Berarti secara Alkitabiah dapat ditengarai bahwa sebenarnya Onan tidak melakukan masturbasi, tetapi coitus interruptus.

Namun penguasa gereja pada abad XVIII memang sempat mendayagunakan kisah Onan yang sebenarnya tidak melakukan masturbasi demi mengutuk perilaku masturbasi sebagai dosa.

Setelah abad XVIII berlalu, terjadi evolusi tafsir seksual maupun semantikal sehingga lambat laun istilah onani tidak digunakan.

Sementara istilah masturbasi lebih kerap digunakan, termasuk sebagai istilah medsos seperti pada judul naskah “Viral Tantangan Masturbasi DDD Challenge di Medsos, Apa Itu?”

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/03/131739765/viral-kelirumologi-terminologi-masturbasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke