Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[HOAKS] Video Gerhana Bulan di Kutub Utara Berukuran Besar hingga Menutup Matahari

KOMPAS.com - Beredar video di media sosial Facebook yang mengklaim bahwa terjadi gerhana bulan di Kutub Utara.

Video itu menampakkan gerakan bulan yang sangat cepat dan juga besar.

Salah satu pengunggahnya adalah akun Facebook Tokonya Umi Fatimah.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta, informasi yang disebarkan itu dipastikan hoaks atau tidak benar.

Narasi yang beredar

Akun Facebook Tokonya Umi Fatimah membagikan video dengan narasi gerhana bulan di Kutub Utara.

Di video itu tampak bulan yang muncul dari ufuk. Perlahan bulan makin jelas dan makin besar. Kemudian bulan sempat menghilang saat mendekati matahari dan muncul lagi.

Adapun narasinya menceritakan gerhana bulan di Kutub Utara, tepatnya di antara Kanada dan Rusia.

Namun penampakan itu bukan di daerah yang bersalju tapi di sebuah padang tandus.

Berikut ini narasi lengkapnya:

"Gerhana Bulan di Kutub Utara
Ketika bulan muncul dalam ukuran besar selama 30 detik di kutub utara (Kanada dan Rusia), menutup matahari sekitar 5 detik dan turun lagi.
Subhanall?h ... indah sekali keagungan All?h.
'Rabban? m? khalaqta h?dza b?til?, subh?naka faqin? 'adz?bann?r ... ' Aamiiiinn ...."

Video itu diunggah di akun pribadinya pada 27 Mei. Hingga kini telah disukai lebih dari 300 kali, dikomentari lebih dari 30 kali dan ditayangkan lebih dari 30.000 kali.

Beberapa akun Facebook juga membagikan video serupa, berikut ini akunnya:

  1. Moslem Mart Tulungagung
  2. Abdullah Husni Lc
  3. Sabun Bidara Tsumma Tawakkal
  4. Selamat Kan Palestina
  5. Jihad Tok Guru
  6. distributormsiindonesia
  7. Realperfume HQ

Konfirmasi Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com mengonfirmasi video tersebut kepada Peneliti di Pussainsa LAPAN, Andi Pangerang.

"Setelah saya lihat videonya, memang hoaks," kata Andi pada Kompas.com, Sabtu (29/5/2021).

Andi mengatakan video tersebut bukan video gerhana bulan. Tapi video simulasi seandainya bulan berjarak 10 kali lebih dekat dibandingkan dengan saat ini.

"Di situ kasusnya bukan gerhana bulan melainkan gerhana Matahari, lebih tepatnya Okultasi Matahari, karena ukuran Bulannya jauh lebih besar dibandingkan Matahari," ujar Andi.

Terkait videonya, menurut Andi itu adalah video editan dan menyandingkannya dengan narasi bahwa itu adalah gerhana bulan menjadikannya misinformasi.

"Videonya sendiri lebih ke editan, atau ya bahasa teknisnya: simulasi. Karena dengan jarak bulan saat ini (384.400 km), ukurannya (yang terlihat oleh mata) juga masih segitu, tidak sebesar di video," imbuh Andi.

Selain itu jika video itu dikaitkan dengan Gerhana Bulan Total (GBT) yang terjadi 26 Mei lalu juga tidak tepat.

Andi menjelaskan bahwa GBT lalu tidak bisa disaksikan di kedua kutub. Dia mengatakan dilihat dari peta visibilitasnya, gerhana bulan tidak terjadi di Kutub Utara namun terjadi di Kutub Selatan.

Akan tetapi, karena matahari berada di belahan utara, maka di Kutub Selatan, bulan tidak akan terbit. Sehingga GBT tidak bisa disaksikan baik dari kutub utara maupun Kutub Selatan.

"Kalau GBT 26 Mei yang kemarin saya tegaskan lagi, memang tidak bisa disaksikan di kedua kutub," kata Andi.

Dia mengatakan sebaiknya masyarakat lebih mewaspadai jika ada video yang caption-nya tidak sesuai dan terkesan melebih-lebihkan.

Video serupa juga ramai dibagikan di luar negeri dengan narasi yang mirip. Salah satunya dibagikan akun Twitter @ArunDeshpande20.

Berikut ini narasinya:

"Imagine sitting in this place
during the day (between Russia
and Canada in the Arctic).
The moon appears at this size
and then disappears in about
30 seconds and blocks the sun
for five seconds ....on its way !
Glory be to God Almighty !
#LunarEclipse2021
#LunarEclipse"

Video tersebut merupakan video animasi. Sebelumnya pengguna itu juga membuat video UFO di atas bulan dan viral. Dia kerap mengunggah video animasi di akun TikTok-nya.

Namun, sudut dalam video itu membuat bulan terlihat cukup dekat dengan objek di sekitarnya. Padahal bulan tidak sedekat yang ditampilkan dalam video itu jika dilihat dari lokasi yang begitu dekat tanpa zoom yang jelas.

Dalam klip tersebut, juga tidak ada pantulan Bulan di danau di bawahnya. Bulan juga tampak terlalu terang untuk terlihat bersamaan dengan matahari terbit.

Bulan juga tidak berputar pada porosnya di video. Lalu saat melewati kamera ke sisi yang berlawanan, sisi jauh Bulan tampak terlihat.

Hal itu tidak mungkin karena bulan terkunci secara pasang surut ke Bumi dan penduduk bumi hanya dapat melihat satu wajah Bulan setiap saat.

Selain itu tidak benar jika video itu diklaim diambil di wilayah Kutub Utara antara terotorial Rusia dan Kanada, karena area padang rumput yang terlihat di dalamnya menunjukkan bahwa video tersebut berasal dari medan yang berbeda dari Kutub Utara bersalju.

Kesimpulan

Informasi yang disebarkan akun Facebook Tokonya Umi Fatimah adalah hoaks atau tidak benar, karena video tersebut bukan merupakan video gerhana bulan yang terjadi baru-baru ini.

Video tersebut hanya animasi dan tidak benar jika diklaim diambil di antara Rusia dan Kanada.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/29/130000465/-hoaks-video-gerhana-bulan-di-kutub-utara-berukuran-besar-hingga-menutup

Terkini Lainnya

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke