Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Bantahan Telak Iwa Kartiwa atas Cerita Anton Charliyan soal KRI Nanggala-402

Sebelumnya, Anton Charliyan membeberkan kiprah dan kondisi adiknya, Iwa Kartiwa, ketika berdinas di TNI Angkatan Laut.

Anton menyebutkan bahwa Iwa Kartiwa pernah menjadi komandan KRI Nanggala-402 yang karam di laut Bali. Kemudian Anton juga menceritakan kegetiran adiknya ketika berada di kapal selam.

Anton juga mengungkapkan keprihatinan Iwa setelah tidak lagi berdinas di kapal selam. Mulai terbaring sakit hingga terpaksa menjual rumah demi pengobatan Iwa.

Iwa juga disebut sakit akibat terlalu sering menghirup zat besi di kapal selam.

Namun cerita Anton tersebut dibantah oleh Iwa ketika ia menggelar konferensi pers di RS AL Mintoharjo, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/5/2021).

Berikut bantahan Iwa atas pernyataan Anton Charliyan:

1. Bukan komandan KRI Nanggala-402

Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatel) Koarmada II Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa membantah dirinya pernah menjadi komandan di Kapal Selam KRI Nanggala-402. Iwan menegaskan bahwa dirinya adalah mantan komandan di Kapal Selam KRI Cakra-401.

Namun Iwa sendiri mengakui memang pernah berdinas di Kapal Selam KRI Nanggala-402, namun jabatannya bukan komandan.

"Tapi, bukan enggak kami pernah layar di Nanggala, tapi kami di KRI Cakra sebagai komandan," kata Iwa.

2. Bantah terbaring sakit

Iwa juga membantah pernyataan kakaknya, Anton Charliyan bahwa dirinya terbaring sakit hingga tidak bisa berbicara. Iwa menyatakan bahwa saat ini masih bisa beraktivitas meski terbatas.

"Ada pernyataan tentang kondisi saya yang terbaring sakit tidak bisa berbicara, hanya bisa di tempat tidur. Saya sampaikan pada media, saya seperti ini. Kalau dikatakan sakit, saya masih bisa beraktivitas, biarpun terbatas," ujarnya.

Bahkan, Iwa mengaku ia masih mampu mengemudi mobil sendiri dari kediamannya di Tasikmalaya, Jawa Barat, ke Jakarta.

3. Bantah jual rumah demi pengobatan

Iwa juga meluruskan soal pemberitaan yang muncul dari Anton Charliyan bahwa dirinya terpaksa menjual rumah demi pengobatan. Sambil menangis, Iwa menegaskan bahwa ia tak pernah menjual rumah pribadinya untuk biaya pengobatan.

“Saya punya rumah dua, rumah dinas di Surabaya dan rumah pribadi di Tasikmalaya. Saya tidak pernah jual apa pun karena Angkatan Laut sudah memberikan semuanya untuk saya,” kata Iwa dalam konferensi pers di RS AL Mintoharjo, Jakarta Pusat, Selasa (4/5/2021).

Iwa mengatakan, selama berdinas di Angkatan Laut, ia mendapat pengobatan yang layak dari institusinya. Ia tidak perah dipersulit ketika hendak berobat. Bahkan, ia mengaku dibantu TNI AL untuk biaya pengobatan.

4. Bantah sakit karena hirup zat besi di kapal selam

Iwa mengakui dirinya memang sedang menjalani perawatan. Namun sakit yang dideritanya bukan karena terlalu banyak menghirup zat besi sebagaimana diceritakan kakaknya, Anton Charliyan yang merupakan mantan kapolda Jawa Barat.

Iwa mengatakan bahwa kapal selam didesain oleh orang-orang ahli yang diperuntukkan membawa personel ke kedalaman laut.

“Jadi Insya Allah di kedalaman berapa pun sesuai spesifikasinya kita aman. Jadi, kondisi saya saat ini memang sedang perawatan tapi bukan karena dinas di kapal selam,” ucap dia.

5. Bantah rumahnya tidak layak

Iwa juga menjelaskan kondisi kehidupan diri dan keluarganya di rumah di gang sempit. Menurutnya, meski berada di gang sempit, Iwa menyatakan, rumah tempat tinggalnya sangat nyaman untuk ditempati.

“Kalau ukuran layak tidak layak, buat kami itu rumah yang sangat nyaman. Kami bisa bermain di halaman, di belakang di kiri dan kanan masih ada halamannya, ada empat kamar. Buat kami sudah lebih dari cukup,” kata Iwa. (Penulis: Irfan Kamil | Editor: Dani Prabowo)

Penjelasan Iwa sendiri sekaligus meluruskan cerita kakaknya, Anton Charliyan yang menyebut adiknya hidup dalam rumah yang tidak layak dan memprihatinkan.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/08/070500465/5-bantahan-telak-iwa-kartiwa-atas-cerita-anton-charliyan-soal-kri-nanggala

Terkini Lainnya

Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Tren
7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

Tren
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Tren
Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Imigrasi Umumkan Paspor RI Akan Resmi Ganti Warna mulai 17 Agustus 2024, Apa Alasannya?

Tren
Mengenal Caracal, Ras Kucing Liar yang Diduga Ditelantarkan Okin sampai Mati

Mengenal Caracal, Ras Kucing Liar yang Diduga Ditelantarkan Okin sampai Mati

Tren
Ramai soal Potongan Pajak THR yang Dinilai Tinggi, Bagaimana Cara Menghitungnya?

Ramai soal Potongan Pajak THR yang Dinilai Tinggi, Bagaimana Cara Menghitungnya?

Tren
Bank Indonesia Disebut Tak Keluarkan Uang Baru tapi Uang yang Lusuh untuk Lebaran 2024, Ini Kata BI

Bank Indonesia Disebut Tak Keluarkan Uang Baru tapi Uang yang Lusuh untuk Lebaran 2024, Ini Kata BI

Tren
10 Ciri Kucing Mau Melahirkan, Sering Gelisah dan Jadi Lebih Penyayang

10 Ciri Kucing Mau Melahirkan, Sering Gelisah dan Jadi Lebih Penyayang

Tren
Saat 10 Jenazah Pengungsi Rohingya Ditemukan di Perairan Aceh...

Saat 10 Jenazah Pengungsi Rohingya Ditemukan di Perairan Aceh...

Tren
Alasan PSI Akan Usung Kaesang sebagai Cagub Jakarta

Alasan PSI Akan Usung Kaesang sebagai Cagub Jakarta

Tren
Sering Dianggap Sama, Berikut Perbedaan Kura-kura dan Penyu

Sering Dianggap Sama, Berikut Perbedaan Kura-kura dan Penyu

Tren
Unair Buka Suara soal Gaduh Cuitan Mahasiswa Plagiat Tugas

Unair Buka Suara soal Gaduh Cuitan Mahasiswa Plagiat Tugas

Tren
Kronologi Aksi Percobaan Penculikan dan Pemerasan oleh Pengemudi GrabCar di Jakarta Barat

Kronologi Aksi Percobaan Penculikan dan Pemerasan oleh Pengemudi GrabCar di Jakarta Barat

Tren
Penyebab Komputer atau Laptop Hang dan Cara Mengatasinya

Penyebab Komputer atau Laptop Hang dan Cara Mengatasinya

Tren
Puluhan Kampus Pengirim Mahasiswa Magang di Jerman Bakal Dijatuhi Sanksi

Puluhan Kampus Pengirim Mahasiswa Magang di Jerman Bakal Dijatuhi Sanksi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke