Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kaleidoskop 2020: 9 Hujan Meteor Sepanjang Tahun Ini

KOMPAS.com - Hujan meteor menjadi salah satu fenomena langit yang paling banyak dinanti karena biasanya bisa diamati secara langsung.

Sepanjang 2020, terdapat 9 peristiwa hujan meteor dan dapat disaksikan di Indonesia.

Sebagian besar merupakan hujan meteor tahunan. Berikut ini daftar hujan meteor yang terjadi di Indonesia sepanjang 2020.

1. Hujan Meteor Quadrantid

Hujan meteor pertama yang terjadi pada 2020 adalah hujan meteor Quadrantid. Hujan meteor ini berlangsung pada 28 Desember 2019 dan berakhir pada 12 Januari 2020.

Diberitakan Kompas.com, 3 Januari 2020, puncak hujan meteor ini terjadi pada 4 Januari pukul 22.20 WIB.

Akan tetapi, hanya berlangsung beberapa jam saja dan dapat dilihat mulai dari pukul 01:00 dini hari hingga awal waktu subuh.

Menurut Astronom amatir Marufin Sudibyo, intensitas meteor maksimum 120 buah per jam, meski untuk kawasan Indonesia mungkin hanya sekitar 50 meteor per jam.

2. Hujan Meteor Lyrids

Diberitakan Kompas.com, 31 Maret 2020, Lyrids adalah hujan meteor biasa yang menghasilkan sekitar 20 meteor/jam pada saat puncaknya.

Meteor ini diproduksi dari partikel debu yang ditinggalkan oleh komet C/1861 G1 Thatcher, yang ditemukan pada 1861.

Hujan meteor Lyrids berlangsung setiap tahun mulai dari 16-25 April 2020. Tahun ini, puncaknya akan terjadi pada 22 April (malam) dan 23 April (pagi).

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Dr Emanuel Sugging Mumpuni mengatakan, radian hujan meteor ini adalah konstelasi Lyra, tapi dapat muncul di langit mana saja.

Meteor ini kadang-kadang dapat menghasilkan jejak debu cerah yang bertahan selama beberapa detik.

3. Hujan Meteor Eta Aquarids

Hujan meteor Eta Aquarids terjadi pada 4-5 Mei. Menurut Astronom amatir Marufin Sudibyo, seperti diberitakan Kompas.com, 1 Mei 2020, hujan meteor itu paling baik disaksikan dari belahan bumi selatan, termasuk Indonesia.

Hujan meteor berasal dari debu-debu halus yang dilepaskan oleh komet Halley.

Fenomena ini bisa disaksikan dari wilayah mana saja di Indonesia, dengan kondisi cuaca yang mendukung dalam keadaan gelap.

Hujan meteor ini terjadi setiap tahun, dan kala itu terjadi pada 19 April hingga 28 Mei.

Sementara itu, puncaknya pada 2020 terjadi pada 4-5 Mei dengan intensitas maksimum hingga 60 meteor per jam. Intensitas tertingginya mencapai 120 meteor per jam.

Aktivitas hujan meteor dengan intensitas maksimun 60 meteor per jam ini sebagian besar dapat terlihat di belahan bumi selatan. Adapun di belahan bumi utara intensitasnya hanya dapat mencapai sekitar 30 meteor per jam.

4. Hujan Meteor Bootid

Diberitakan Kompas.com, 27 Juni 2020, hujan meteor ini berasal atau memancar dari rasi bintang Bootes. Rasi itu terbit siang hari dan tenggelam sekitar pukul 9 malam.

Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto menjelaskan, intensitas hujan meteor Bootid tidak terlalu tinggi, akan tetapi masih bisa disaksikan.

"Jadi waktu terbaik untuk melihatnya adalah setelah matahari tenggelam, setelah jam 7 malam saat langit sudah mulai gelap, silakan arahkan pandangan ke barat laut kira kira 30 derajat," ujar Rhorom, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (27/6/2020).

Untuk menyaksikan hujan meteor ini bisa dengan mengarahkan pandangan pada bintang Auriga. Bintang itu berwarna putih kebiruan. Hujan meteor ini termasuk yang bisa disaksikan setiap tahun.

5. Hujan Meteor Perseid

Kompas.com, 11 Agustus, memberitakan, hujan meteor Perseid berlangsung sejak 17 Juli hingga 24 Agustus. Sementara itu, puncaknya terjadi pada 12-13 Agustus.

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan Emanuel Sungging menjelaskan hujan meteor ini dinamai beradasarkan titik radian (titik asal munculnya hujan meteor) yang terletak di konstelasi Perseus.

Dia juga mengatakan, hujan meteor ini berasal dari sisa-sisa debu komet 109P/Swift-Tuttle dan dapat disaksikan mulai tengah malam hingga fajar bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit), ketika titik radian berkulminasi di arah utara dengan ketinggian 25,3 derajat.

Sementara itu, intensitas maksimum hujan meteor ini mencapai 60-70 meteor tiap jam dengan kelajuan mencapai 212.400 km/jam.

6. Hujan Meteor Draconids

Diberitakan Kompas.com, 8 Oktober 2020, Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan Emanuel Sungging mengatakan, hujan meteor ini dinamai Draconid berdasarkan titik radian atau titik asal munculnya hujan meteor yang terletak di kontelasi Draco.

Hujan meteor Draconids terjadi pada 6-10 Oktober dengan puncaknya pada 8 Oktober.

Hujan meteor Draconids ini berasal dari sisa debu komet 21P/Glacobini-Zinner yang mengorbit matahari setiap 6,6 tahun sekali. Oleh karena itu, hujan meteor yang satu ini juga dikenal dengan sebutan Giancobinid.

Menurut sebagian pengamat langit, hujan meteor ini kurang menarik untuk disaksikan.

Sebab, intensitas hujan meteor yang terjadi per jamnya terbilang cukup rendah dan akan berbeda-beda di setiap wilayah, yaitu mulai dari 4 meteor untuk wilayah Kupang hingga 6 meteor per jam untuk wilayah Banda Aceh.

Meski dapat diamati atau dilihat dari seluruh Indonesia tanpa butuh bantuan optik, tetap tergantung pada cuaca di sekitar tempat mengamati.

7. Hujan Meteor Orinoids

Pada Oktober 2020, fenomena hujan meteor juga tterjadi, yaitu hujan meteor Orinoid. Kompas.com, 20 Oktober 2020, memberitakan, hujan meteor itu sudah aktif sejak 2-7 Oktober. Tapi mencapai puncaknya pada 21 Oktober dini hari.

Hujan meteor Orinoids terjadi setiap tahun, menurut keterangan Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan, Emanuel Sungging.

Dia menjelaskan, hujan meteor itu dinamai Orinoids karena titik radiannya (titik asal mulanya) terletak pada konstelasi Orion. Umumnya rasi bintang orion berada di sebelah barat di langit.

Menariknya, fenomena hujan meteor Orion ini berasal dari sisa debu komet Halley yang mengorbit Matahari setiap 76 tahun sekali.

Wilayah Indonesia bisa menyaksikan hujan meteor Orionids ini tanpa bantuan alat optik atau bisa dengan mata telanjang.

8. Hujan Meteor Leonid

Mengutip laman LAPAN, 17 November 2020, Astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo menjelaskan, hujan meteor Leonid dinamakan demikian karena seolah-olah berasal dari satu titik dalam rasi Leo (singa).

Hujan meteor itu berlangsung pada 6-30 November setiap tahunnya, dengan kata lain terjadi sepanjang malam bulan November setiap tahunnya.

Marufin menyebutkan, hujan meteor ini terkenal memproduksi badai meteor dengan intensitas lebih dari 1.000 meteor per jam setiap 33 tahun sekali. Terakhir terjadi pada November 2001.

Hujan meteor Leonid dapat dilihat dengan mata telanjang. Seluruh tempat di Indonesia bisa menyaksikan hujan meteor Leonid ini, dengan syarat langit cerah, bebas polusi cahaya, dan berada di tempat gelap seperti pinggir kota atau lebih baik pedesaan.

Saat di puncak aktivitasnya, jumlah meteor Leonid yang memasuki atmosfer bumi diperkirakan bisa mencapai 500 per jam.

Namun, ketampakan yang dapat terlihat terkait intensitas meteor adalah berkisar 11 meteor per jam di Pulau Rote dengan ketinggian titik radian ketika kulminasi sekitar 52 derajat, hingga 14 meteor per jam di Pulau Weh yang ketinggian kulminasinya 69 derajat.

9. Hujan Meteor Geminid

Melansir laman LAPAN, 14 Desember 2020, hujan meteor Geminid adalah hujan meteor yang titik radiannya (titik asal munculnya) berada di konstelasi Gemini.

LAPAN menyebutkan, hujan meteor Geminid berlangsung pada 4 Desember hingga 20 Desember 2020. Sementara itu, menurut peneliti LAPAN Rhorom Priyatikanto, puncak hujan meteor itu berlangsung pada 13 sampai 14 Desember 2020.

Intensitas turunnya hujan meteor ini sekitar 86-107 meteor per jam untuk wilayah Indonesia, dengan ketinggian titik radian ketika kulminasi bervariasi, mulai 45 derajat (Pulau Rote) hingga 62 derajat (Pulau Weh).

Hujan meteor ini terjadi setiap tahun pada bulan Desember ketika Bumi melewati jejak debu dari asteroid 3200 Phaethon.

Hujan meteor Geminid dianggap sebagai salah satu hujan meteor terbaik setiap tahunnya karena setiap meteor memiliki kecerahan yang tinggi.

(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah, Ellyvon Pranita, Mela Arnani, Amalia Zhahrina | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Bestari Kumala Dewi, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Gloria Setyvani Putri, Shierine Wangsa Wibawa, Sri Anindiati Nursastri)

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/18/195700565/kaleidoskop-2020--9-hujan-meteor-sepanjang-tahun-ini

Terkini Lainnya

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Tren
Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Tren
Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Tren
7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

Tren
5 Cara Cek Penerima PIP 2024, Klik Link pip.kemdikbud.go.id

5 Cara Cek Penerima PIP 2024, Klik Link pip.kemdikbud.go.id

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke