Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Makan Ikan Bikin Pintar?

Tagline tersebut berasal dari twit Susi pada 2018 lalu.

Namun, benarkah makan ikan membuat lebih pintar?

Ahli gizi DR dr Tan Shot Yen mengatakan, ikan yang dimaksud oleh Susi Pudjiastuti adalah ikan laut, lebih spesifik lagi ikan laut dalam.

"Itu konotasinya ikan laut. Ikan laut dalam. Karena bukan hanya protein, tapi juga asam lemak esensial tak jenuh omega-3 nya tinggi," kata dr Tan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/9/2020).

Dia menyebut, omega-3 merupakan nutrisi penting yang memiliki beberapa manfaat positif bagi tumbuh kembang janin, terutama bagi pertumbuhan otak dan mata, serta berkontribusi untuk tingkat kecerdasan yang lebih tinggi.

Tan menyebut, ada beberapa jenis ikan yang memiliki kandungan omega-3 tinggi, antara lain:

  • Kembung, 2,2 miligram omega 3/100 gram ikan
  • Tuna, 2,1 miligram omega 3/100 gram ikan
  • Salmon, 1,6 miligram omega 3/100 gram ikan 
  • Tongkol, 1,5 miligram omega 3/100 gram ikan
  • Teri, 1,4 miligram omega 3/100 gram ikan

"Dengan catatan pula, mengolahnya benar," imbuh dia.

"Sekarang kita tidak lagi cuma kenal Advaced Glycation End products (AGEs) seperti makanan berkarbo yang digoreng dan kena suhu tinggi, tapi juga kita kenal Advanced Lipid oxidation End products (ALEs) yang terjadi pada makanan-makanan yang secara alamiah sehat karena asam lemaknya seperti Omega-3,6,9. Tapi karena dimasak dengan suhu tinggi (bakar, atau goreng), maka terjadi oksidasi yang justru menyebabkan kanker," kata Tan.

Namun, dia menambahkan bahwa ikan masih aman dibakar di atas arang, asal dibungkus dengan daun. 

"Jadi menghindari terbentuknya polisiklik aromatik hidrokarbon, akibat pembakaran di atas arang secara langsung," katanya lagi.

Nutrisi untuk otak

Melansir Healthline, Sabtu (26/9/2020) ikan adalah salah satu jenis makanan yang paling sehat. Karena ikan penuh dengan nutrisi penting seperti protein dan vitamin D.

Karena ikan kaya akan asam lemak omega-3, yang berperan sangat penting untuk tubuh dan otak, maka wanita hamil dan menyusui disarankan untuk mendapatkan cukup omega-3, namun harus menghindari ikan dengan kadar merkuri tinggi.

Kemudian, ibu hamil dan menyusui juga harus menghindari ikan mentah dan setengah matang, karena berpotensi mengandung mikroorganisme yang bisa membahayakan janin.

Orang yang makan ikan secara teratur juga memiliki lebih banyak materi abu-abu di pusat otak, yang berfungsi mengontrol memori dan emosi.

Membentuk sel-sel baru

Sementara itu, mengutip studi Universitas Harvard berjudul Makanan Laut dan Perkembangan Otak yang dipublikasikan pada Januari 2008, selama perkembangan janin, otak adalah organ yang tumbuh dengan cepat.

Pada puncak perkembangan janin, seperempat juta sel otak baru terbentuk setiap menit. Namun, banyak nutrisi yang dibutuhkan untuk memastikan perkembangan otak dan sistem saraf.

Salah satunya adalah asam folat, yang mendorong pertumbuhan sel-sel baru. Kekurangan nutrisi ini meningkatkan risiko cacat pada sistem neurologis.

Nutrisi penting lainnya adalah asam lemak omega-3 (DHA) yang baik untuk membentuk sel-sel otak baru maupun untuk meningkatkan kemampuan komunikasi secara efisien.

Selama perkembangan janin dan dua tahun pertama masa bayi, DHA terkonsentrasi di mata dan materi abu-abu otak, dan penelitian menunjukkan bahwa nutrisi ini dapat meningkatkan penglihatan dan perkembangan kognitif anak.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/26/200500865/benarkah-makan-ikan-bikin-pintar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke