Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Spesies Baru Ditemukan di Perairan Indonesia, Apa Saja?

SJADES merupakan kerja sama ilmiah antara Pusat Penelitian Oseanografi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan National University of Singapore (NUS) yang diselenggarakan pada tahun 2018.

Sebanyak 5 spesies baru yang ditemukan terdiri dari dua jenis baru bintang laut, dua jenis baru ikan, dan satu jenis baru kepiting.

“Ada 10 species (yang ditemukan). Lima species disebut di atas adalah yang baru dipublikasi, dan penulisnya dari Indonesia,” ujar Dwi Listyo Rahayu, Profesor Riset di Pusat Penelitian Oseanografi, ditugaskan di Balai Bioindustri Laut, Puslit Oseanografi LIPI Lombok, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/9/2020).

Ia mengatakan, untuk dua bintang laut yang baru diidentifikasi ini, ditemukan di Perairan Selat Sunda.

Bintang laut tersebut yakni Dipsacaster fisheri ditemukan pada kedalaman 379-409 meter.

Sementara, Pteraster sjadesensis ditemukan pada kedalaman 92-103 meter.

Nama-nama ilmiah kedua bintang laut ini telah dipublikasikan pada jurnal ilmiah Internasional The Raffles Bulletin of Zoology oleh Indra B. Vimono dari Puslit Oseanografi dan David J.W. Lane dari Lee Kong Chian Natural Science Museum, NUS.

Ikan tersebut ditemukan pada kedalaman 182-172 m di Selat Sunda yang kemudian diberi nama Platygobiopsis hadiatyae.

Publikasi ilmiah ikan ini dimuat dalam jurnal ilmiah internasional The Raffles Bulletin of Zoology ditulis  oleh Teguh Peristiwady dari Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Zeehan Jaafar dari Department of Biological Sciences NUS, Tan Heok Hui dari Lee Kong Chian Natural Science Museum, NUS dan Helen K Larson dari Museum and Art Gallery of Northern Territory Darwin Australia.

Selanjutnya, spesies lain adalah Ikan Chelidoperca flavolineata yang diperoleh dari kedalaman 115 – 210 meter di sebelah selatan Cilacap.

Penemuan ikan ini dipublikasikan di jurnal internasional Ichtyological Research oleh Teguh Peristiwady, Tan Heok Hui dan Mizuki Matsunuma dari Department of Environmental Management Faculty of Agriculture, Kindai University, Jepang.

“Kepiting laut dalam yang diberi nama Typhlocarcinops hadrotes, mengacu pada bentuk badannya yang gemuk dan tebal, ditemukan dari kedalaman 163 – 269 m di Pelabuhan Ratu dan bagian selatan Cilacap,” kata Dwi.

Jenis kepiting ini didiskripsi bersama sama dengan kepiting lain yang ditemukan di Samudra Pasifik di jurnal ilmiah internasional “Zootaxa” oleh Dwi Listyo Rahayu dan Peter K.L. Ng dari Lee Kong Chian Natural Science Museum, NUS

Dwi mengungkapkan, ekspedisi SJADES dilakukan pada tahun 2018 dan saat itu ekspedisi berlangsung selama 14 hari.

“Pengerjaan spesimen belum selesai seluruhnya. Yang sudah publikasi 10 species itu dikerjakan dalam 2 tahun. Species lain masih dalam pengerjaan dan akan dipublikasi juga nantinya,” ujar dia.

Menurut Dwi, pekerjaan taksonomi baik pengamatan spesimen sampai dengan penemuan spesies baru hingga membuatnya menjadi tulisan ilmiah dan siap diterbitkan dapat memakan waktu hingga bertahun-tahun.

“Ekspedisi ini untuk mengungkap keanekaragaman jenis biota laut dalam yang ada di Indonesia. Penelitian keanekaragaman jenis ini perlu dilakukan sebelum biota laut punah karena adanya perubahan iklim ataupun polusi lainnya,” ujar Dwi.

Penemuan 5 spesies baru ini melengkapi penemuan yang telah dipubikasikan sebelumnya yakni Lebbeus java (Komai, Chang & Chan, 2019), Cymonomus java (Ahyong, Mitra & Ng, 2020), Metacrangon latirostris (Komai & Chan, 2020), Bathynomus raksasa (Sidabalok, Wong & Ng, 2020), Nephropsis rahayuae (Chang, Chan & Kumar, 2020).

Dengan adanya penelitian ini, Dwi berharap agar keragaman jenis Indonesia dapat terungkap.

Dwi mengatakan, jika melihat perbandingan jumlah jenis biota laut antara yang ada di dunia dan Indonesia, maka sudah seharusnya penelitian lanjutan diperlukan.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/18/193000865/5-spesies-baru-ditemukan-di-perairan-indonesia-apa-saja-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke